MALANG, KOMPAS.TV - Warung makan menjadi usaha yang paling terdampak mahalnya harga besar. Pemilik warung makan mengaku, meski beras mahal, mereka tidak bisa menaikkan harga jual makanan atau menggantinya dengan beras kualitas rendah.
Salah satu warung makan yang berada di Jalan Gajahmada Kota Malang ini turut merasakan dampak dari mahalnya harga beras. Di tengah kenaikan harga beras, pemilik warung ini pun harus memutar otak karena untuk menaikkan harga jual makanan masih belum bisa dilakukan.
Menurut Hari Purnomo, pemilik warung, untuk menyiasati tingginya harga beras selain nasi putih, dirinya juga menyediakan nasi jagung. Dengan kombinasi ini, pemilik mengaku konsumsi nasi putih bisa berkurang walaupun hanya sedikit.
Selain itu, meski kondisi beras mahal, pemilik warung tidak mau mengambil resiko dengan mengganti atau mencampur beras dengan kualitas rendah. Dirinya khawatir, jika hal tersebut ia lakukan akan berdampak pada kecewanya pelanggan.
"Kita mensiasatinya ya dengan ada nasi jagung, dengan nasi jagung pembeli juga banyak yang suka jadi konsumsi nasi putih gak terlalu banyak," Kata Hari.
Dalam sehari, warung makan ini bisa menghabiskan 25 -30 kilogram beras putih dan 4 kilogram beras jagung. Untuk saat ini harga beras di pasaran berkisar antara Rp 14 hingga Rp 15 ribu perkilogram dari harga sebelumnya Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu perkilogram. Kenaikan harga beras rata rata Rp 2.000 perkilogram sejak dua pekan lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.