SEMARANG, KOMPAS.TV - Ditkrimsus Polda Jawa Tengah menangkap pelaku peretasan telepon genggam Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi dengan modus mengirim berkas atau file Android Package Kit (APK).
Pelaku berjumlah empat orang dan dua di antaranya merupakan satu keluarga ayah dan anak. Keempat pelaku yakni IW 42 (ayah) dan RJ 22 (anak) ditangkap di Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (30/7/2023).
Lalu HAR ditangkap di Tisnogambar, Jember, Jawa Timur. Kemudian, pelaku RD ditangkap di Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat.
Dirkrimsus Polda Jateng Kombes Dwi Subagio menjelaskan hasil pemeriksaan diketahui kedua pelaku tidak memiliki latar belakang di bidang informasi teknologi.
Metode peretasan dengan modus mengirim berkas APK yang dipelajari RJ secara otodidak. Pelaku RJ mendapatkan file APK dari sebuah grup WhatsApp khusus para peretas.
Baca Juga: Ayah dan Anak Peretas Ponsel Kapolda Jateng Belajar Meretas secara Autodidak
Harga per APK dipatok Rp500 ribu. Kapasitas APK juga beragam rata-rata sebesar 6 Megabyte (MB).
Selepas mendapatkan berkas APK, pelaku mengubah nama berkas seperti undangan, surat pajak, surat pengiriman paket dan lainnya.
"Pelaku sudah melakukan peretasan dengan modus menyebar berkas APK sejak awal 2023. Di bulan Juli 2023 mereka telah menyebar 100 APK, hasilnya 48 handphone berhasil dikuasai," ujar Dwi di Polda Jateng, Selasa (8/8/2023) dikutip dari TribunJateng.com.
Dwi menambahkan setelah target menginstal APK, pelaku bisa mengetahui aktivitas target, salah satunya yakni pemberitahuan kata sandi satu kali atau One Time Password (OTP) untuk masuk ke aplikasi WhatsApp.
Data yang didapat penyidik di aksi terakhir pada Juli 2023, pelaku berhasil menggasak uang Rp1,5 miliar dari 48 handphone korban yang dikuasai.
Baca Juga: HP Milik Kapolda Jateng Diretas Usai Buka Pesan File APK
"Perbulannya rata-rata mereka dapat omzet Rp200 juta," ujar Dwi.
Lebih lanjut Dwi menjelaskan keempat pelaku memiliki peran masing-masing. RJ mengubah APK yang didapat dari grup WhatsApp untuk dikirimkan ke calon korban.
IW sang ayah berperan mendata nomor telepon calon korban. Sedangkan HAR dan RD bertugas melakukan pembuatan rekening untuk menampung kurasan uang hasil kejahatan.
Menurut Dwi penyidik akan melakukan pengembangan mengenai grup WhatsApp serta dugaan pencucian uang dari hasil penipuan modus mengirim file APK ke WhatsApp.
Diketahui saat ditangkap RJ dan IW sedang berada di rumah mewah yang diduga hasil kejahatan.
"Nanti ada penyitaan termasuk rumah mewahnya," ujar Dwi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.