PEKANBARU, KOMPAS.TV - Bripka Andry Darma Irawan mengaku berkali-kali menyetor uang hingga Rp650 juta ke komandannya di Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau. Namun, setelah bersikap royal ke komandan, Andry justru dimutasi.
Tak terima, Andry pun membeberkan setoran-setoran yang pernah dikirimkannya ke sang komandan, Kompol Petrus H Simamora. Andry mengaku tidak terima karena dimutasi dengan alasan minim kontribusi pada satuan.
Andry mengungkapkan, Kompol Petrus mulai meminta setoran pada Oktober 2021. Ia pun mengaku harus cari pinjaman ke banyak orang untuk memenuhi loyalitas kepada sang komandan.
Baca Juga: Duel Carok Bangkalan Tewaskan 1 Orang dan Lukai 6 Lainnya, Polisi: Warga Jangan Tersulut Emosi
Andry menuduh Kompol Petrus pernah meminta uang kepadanya untuk membeli lahan. Waktu itu, Kompol Petrus meminta uang Rp53 juta. Namun, setelah mencari pinjaman, Andry hanya mampu menyanggupi Rp10 juta.
"Dia WhatsApp saya menanyakan perkembangannya (setoran). Sampai dia bilang, 'Woy'. Terus saya bilang, 'Siap, Komandan, saya usahakan,'" kata Andry dikutip Kompas.com, Senin (5/6/2023).
Setoran pun terus berlanjut hingga Andry mengeluarkan uang sekitar Rp650 juta. Namun, setelah 15 tahun bertugas, Andry justru dimutasi.
"Itulah yang saya heran, kenapa saya dimutasi tanpa ada salah. Saya merasa mutasi ini tidak wajar. Mutasi harus dipercepat, ada apa?" kata Andry.
"Ada yang tidak wajar dengan mutasi ini. Saya sudah berkorban dengan risiko pekerjaan yang harus saya jalani. Saya tidak terima dibilang tidak ada kontribusi pada kesatuan, makanya saya bongkar loyalitas saya kepada pimpinan," lanjutnya.
Kepala Bidang Propam Polda Riau Kombes Johanes Setiawan mengaku pihaknya masih mendalami kasus setoran Bripka Andry kepada Kompol Pretus. Ia juga menyebut Kompol Petrus telah dicopot dari jabatannya sebagai Komandan Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Riau.
"Terkait setoran masih kita dalami. Dalam masalah ini, kita juga sudah periksa 8 orang saksi-saksi, termasuk Bripka Andry untuk didalami lagi," kata Johanes.
"Kompol Petrus sudah dicopot mulai bulan Maret 2023, dalam rangka pemeriksaan juga," lanjutnya.
Mengenai Bripka Andry, Johanes menyebut mutasinya dalam rangka mutasi rutin. Johanes pun menyebut Andry punya masalah disipliner, kabur dari dinas, dan desersi.
"Dia kan desersi juga. Kemudian, sampai saat ini belum ada (masuk dinas)," kata Johanes.
"Itu mutasi rutin yang dilaksanakan tiap per setengah tahun. Bukan hanya dia, tapi ada 38 personel yang dimutasi," lanjutnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Terapis Spa yang Cabuli WNA Australia Berusia 15 Tahun
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.