BADUNG, KOMPAS TV - Seminar tingkat tinggi yang digelar serangkaian pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral asean di Nusa Dua Bali ini diisi dengan diskusi panel oleh Vice Chairman Asean, Standard Chartered Bank Rino Dono Sepoetro, deputi sekjen Financial Stability Board (FSB), Rupert Thorne, serta Direktur Keuangan United Nations Development Program (UNDP), Marcos Neto. Seminar diikuti panelis dan partisipan yang terdiri atas delegasi negara ASEAN, akademisi, dan asosiasi bisnis.
Dalam sambutannya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan pentingnya transisi yang terkelola dengan baik untuk memitigasi risiko ekonomi dan sosial. Hal ini dicapai dengan 3 konsideran yaitu kebijakan yang kuat dari otoritas dan dukungan politik pemerintah, kerangka transisi perubahan iklim yang jelas, serta modal keberlangsungan untuk pembangunan proyek berkarateristik hijau. Ia menambahkan, BI berkomitmen bersama swasta dan pemerintah, menuju pertumbuhan pembangunan berkelanjutan.
Diskusi kali ini membahas bagaimana dukungan bank sentral, lembaga internasional dan swasta dalam memperluas penerapan keuangan hijau. Dialog memaparkan, bagaimana FSB membuat standar penerapan keuangan hijau atau FSB Roadmap on Climate-Related Financial Risks, untuk meningkatkan efektivitas kebijakan yang meliputi 4 aspek, yaitu pengungkapan, data, asesmen kerentanan, dan instrumen regulasi serta pengawasan.
Saat ini sektor swasta memegang peranan penting untuk aliran dana. Tercatat pada tahun 2022, transaksi pasar keuangan berkelanjutan negara ASEAN, mencapai 82 miliar dolar AS. Jumlah ini masih jauh dari potensi yang sebenarnya.
#AFMGM2023 #bankindonesia #nusadua
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.