BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Provinsi Kalimantan Selatan kini memilimi tiga negara baru sebagai tujuan ekspor komiditas pertanian asal Kalsel.
Ketiganya yaitu Turki, Filipina dan Mesir yang akhirnya menambah deret negara tujuan ekspor komoditas unggulan produk sawit dan SBW.
Sementara Hong Kong, Tiongkok, India, Singapura dan Vietnam sudah lebih dulu menjadi negara pelanggan komoditas pertanian asal Kalsel tersebut.
Baca Juga: Dedikasi Terbaik Membangun NKRI, TMMD ke-115 Hidupkan Kembali Desa yang Nyaris Mati
Kepala Balai Karantina Pertanian Banjarmasin, Nur Hartanto menyatakan permintaan sawit ke tiga negara tersebut cukup tinggi karena dibutuhkab sebagai bahan baku energi.
“Permintaan produk sawit ke Negara Filipina, Mesir dan Turki ini cukup tinggi karena kebutuhan negara tersebut terhadap bahan baku energi sumber terbarukan yang ramah lingkungan, dan cangkang sawit asal Kalsel telah memenuhi kualitas bahan baku yang dibutuhkan,” terangnya.
Sistem otomasi perkarantinaan (IQfast) Karantina Pertanian Banjarmasin, menurut Hartanto telah mencatat nilai ekspor hingga November 2022 komoditas pertanian Kalsel mencapai Rp.7,03 triliun.
Hal tersebut didominasi sub sektor perkebunan, yaitu produk sawit dan turunannya sebanyak 498 ribu ton dengan nilai 6,2 triliun rupiah. Sedangkan, sub sektor komoditas hewan didominasi oleh sarang burung walet (SBW) sebanyak 1,5 ton dengan nilai 25,2 miliar rupiah.
Nurhartanto menambahkan, pihaknya telah melakukan 650 kali sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian dengan total volume hingga 539 ribu ton.
"Hal ini tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Karantina Pertanian, Bea Cukai, Pemerintah Daerah, Pelindo, Angkasa Pura, Garuda Indonesia, dan eksportir sehingga pelaksanaan ekspor di Kalimantan Selatan terus meningkat," tambahnya.
Karantina Pertanian Banjarmasin juga melakukan serangkaian tindakan karantina guna memastikan kondisi produk sawit dan SBW tersebut sesuai dengan permintaan negara tujuan.
"Tindakan karantina yang dimaksud meliputi pemeriksaan dokumen dan fisik, pengawasan fumigasi, serta pemeriksaan alat angkut untuk menghindari adanya hama penyakit yang dapat mengurangi kualitas produk yang diekspor," terang Nur Hartanto.
Baca Juga: Mengenal Tari Dadas dan Bawo Suku Dayak Ma'anyan dari Sanggar Nansarunai Banjarbaru
Komoditas pertanian ekspor unggulan Kalsel meliputi RBD Palm Olein, RBD Palm Stearin, Palm Kernel Oil, Palm Kernel Expeller, Palm Kernel Meal, daun gelinggang, plywood, dan sarang burung walet merupakan deretan komoditas pertanian ekspor yabg menjadi unggulan Kalsel.
Adapun kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor di Kalsel dipengaruhi sub sektor perkebunan sawit dan turunannya mendominasi lebih dari 86%.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, mengungkap ekspor dari sektor pertanian mengalami peningkatan untuk skala nasional tahun 2022.
Bahkan hingga Akhir 2022, Ekspor pertanian membukukan transaksi senilai U$D 4,32 miliar rupiah. Meningkat 12,44 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Kinerja ekspor pertanian terus dipacu melalui berbagai program dan kebijakan. Di antaranya program gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) maupun peningkatan produksi pangan nasional,” jelas Bambang.
Senada dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang berpesan untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia melalui program Gratieks Kementerian Pertanian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.