SEMARANG, KOMPAS.TV – Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Dikki Rulli mengimbau masyarakat untuk memantau prakiraan cuaca di wilayahnya, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana.
Mengingat, saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia mengalami perubahan cuaca yang ekstrem. Dengan pengetahuan masyarakat akan potensi bencana di wilayahnya, menurut Dikki, bisa membuat dampak bencana diminimalkan.
Sebagaimana dikabarkan, sembilan kabupaten/kota di Jawa Tengah terdampak bencana akibat hujan deras yang turun pada Minggu (6/11/2022) siang dan malam.
Bencana itu mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Bencana ini tidak memakan korban luka dan jiwa, tapi menimbulkan kerusakan bangunan serta infrastruktur.
Melansir dari Kompas.id, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jateng mencatat sembilan daerah yang terdampak bencana antara lain Kabupaten Cilacap, Kebumen, Kabupaten Pekalongan, Kendal, Grobogan, Batang, Jepara, Demak, dan Kota Semarang.
Untuk di di Kabupaten Kebumen contohnya, ada tiga bencana alam yang timbul akibat hujan deras yang mengguyur pada Minggu petang, yakni banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Baca Juga: Waspadai Cuaca Ekstrem Efek Badai Tropis 93S Terutama di Sumatera dan Jawa
Banjir dikabarkan merendam lima kecamatan, tanah longsor terjadi di tiga kecamatan, dan angin kencang terjadi di satu kecamatan.
Akibat tanah longsor, 36 rumah rusak. Sejumlah jalan desa, obyek wisata pantai, dan tempat pelelangan ikan juga tertutup material longsor.
“Banjir dengan ketinggian 10-50 sentimeter yang merendam 14 desa pada Minggu malam sudah berangsur surut. Masih ada satu desa yang tergenang pagi ini, tetapi ketinggiannya tinggal 10 cm,” kata Dikki, Senin (7/11/2022).
Sementara itu, Di Kota Semarang, bencana yang terjadi antara lain banjir dan tanah longsor.
Banjir terjadi di Kelurahan Mangkang Wetan di Kecamatan Tugu dan Kelurahan Wonosari dan Kelurahan Tambakaji di Kecamatan Ngaliyan.
Selain itu, tanah longsor pun terjadi di Kelurahan Bambankerep, Ngaliyan.
“Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan luka akibat kejadian-kejadian tersebut. Pengungsian juga tidak ada. Sejumlah warga terdampak memilih untuk mengungsi di rumah keluarga, kerabat, atau ketua lingkungan setempat,” ujarnya.
Dikki mengungkapkan, penguatan sumber daya manusia di BPBD kabupaten/kota, juga terus dilakukan.
Hasil dari penguatan sumber daya manusia BPBD membuat penanggulangan bencana bisa ditangani dengan baik oleh BPBD di kabupaten/kota.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.