KUKAR, KOMPAS.TV Soeparno Daeng Sangkala salah satu tokoh pemuda Desa Salo Pala menceritakan singkat kondisi di 3 kampung,di Desa Salo Palai,Kecamatan Muara Badak,Kutai Kartanegara,Kalimantan Timur.
Sejak disahkan menjadi Desa Salo Palai pada tahun 1976,3 kampung di dalamnya,belum menikmati aliran listrik dari pln hingga saat ini.
dialog warga dengan pihak Pertamina selaku pemilik pembangkit listrik tenaga gas ternyata gagal. dengan alasan,pihak pertamina meminta agar warga swadaya untuk pembangunan jaringan kabel dan tiang untuk instalasi ke rumah-rumah warga.
Warga pun merasa keberatan karena mereka tak punya uang untuk pembangunan jaringan kabel dan tiang untuk instalasi
ketiga kampung itu. Karena warga hanya berpenghasilan sebagai petani.
menurut Soeparno, untuk 3 kampung ini hanya membutuhkan sekitar 35 ribu Watt untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 1000 orang.
Sementara itu,pengamat sosial Alumni Universitas Mulawarman, Saur Purba mengatakan,kondisi 3 kampung di Desa Salo Palai di Kecamatan Muara Badak,Kutai Kartanegara ini sangat mengejutkan.
Ditengah gemerlap dan kekayaan sumberdaya alam Kutai Kartanegara,ada 3 kampung yang tidak merasakan listrik.
Untuk itu,pemerintah harus hadir untuk bisa memberikan hak rakyat,agar bisa menikmati listrik. Supaya kegiatan belajar,ibadah serta keamanan kampung bisa berjalan.
Menurut Saur,solusinya sudah ada,yakni tak jauh dari desa mereka,sekitar 15 KM,telah dibangun pembangkit listrik tenaga gas milik Pertamina. Namun tetap saja pemerintah harus hadir,guna menjadi dasar hukum untuk bisa menyalurkan aliran listriknya.
Sebelumnya,3 kampung di Desa Salo Palai belum menikmati listrik sejak tahun 1976. Yakni Kampung Salo Elai,Salo Bandang,Dan Lempake Lima.
Saat ini,warga hanya menggunakan genset sumbangan perusahaan. Sementara biaya BBM dan perawatan dsri swadaya warga. Listrik genset hanya menyala dari jam 6 sore hingg jam 11 malam.
Jika genset rusak warga harus rela tanpa penerangan dimalam hari. Dan seluruh aktifitas lumpuh total.
Tak hanya listrik,warga juga berharap,untuk perbaikan jalan. Karena jalan mereka hanya tanah,makan saat hujan turun,akan menjadi kubangan lumpur. Akibatnya,warga harus memutar lewat jalan lain,yang jaraknya sekitar 60 KM untuk bisa ke Samarinda membeli kebutuhan sehari-hari.
#SaloPalai #Listrik #Kaltim
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.