KARANGASEM, KOMPAS TV - Puluhan kilogram tumpukan serabut kelapa kering disiapkan. Menjelang malam serabut kelapa dibakar hingga menimbulkan bara api. Selanjutnya tradisi terteran atau perang api dimulai, dimana anak-anak dan pemuda di Desa Adat Saren, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, saling mengadu bara api. Dalam tradisi yang digelar setiap dua tahun sekali ini, para pemuda dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok, memegang serabut kelapa yang sudah dibakar. Para peserta tidak boleh melempar dari bawah. Sabut kelapa hanya bisa dipukul pada bagian kepala dan punggung. Meski terkena percikan bara api, uniknya tidak satu pun peserta mengalami luka bakar.
Para peserta memapu menjaga emosinya dan menikmati perang api sebagai tradisi warisan leluhur. Selain itu tradisi sakral ini juga sebagai simbol penyucian desa dari aura negatif serta menjaga keseimbangan alam semesta.
Sementara itu Bendesa Adat Saren mengaitkan tradisi terteran ini merupakan rangkaian aci ngusaba dalem yang digelar setiap dua tahun sekali.
Selain menggelar tradisi terteran, sebelum puncak aci Ngusaba Dalem, warga setempat dilarang memotong hewan. Jika hal itu dilanggar, warga wajib menggelar upacara Guru Piduka sebagai permintaan maaf kepada dewa yang beristana di Pura Dalem.
#tradisi #terteran #karangasem
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.