BREBES, KOMPAS.TV – Warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengeluhkan harga kolang-kaling yang naik pada Ramadan ini. Pasalnya, harga bahan baku untuk makanan berbuka puasa atau takjil tersebut naik hingga 25 persen.
Harga kolang kaling naik dari Rp12.000 per kilogram (kg) menjadi Rp15.000 per kg.
“Sekilo harganya Rp15 ribu. Kalau hari biasa Rp12 ribu, mungkin karena puasa jadi naik,” ujar Fitri, salah satu pembeli di Pasar Induk Kabupaten Brebes, Minggu (3/4/2022) siang.
Fitri mengaku rutin membeli kolang-kaling untuk berjualan.
Baca Juga: Harga Kolang Kaling Naik jadi Rp15.000 Per KG, Pedagang Takjil Menjerit!
Tak hanya kolang-kaling, harga pisang yang juga salah satu bahan baku untuk takjil, juga ikut naik.
Padahal kedua bahan makanan tersebut banyak dicari saat Ramadan terutama untuk campuran kolak, salah satu takjil yang paling populer di Indonesia.
Lema 'takjil' menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki dua makna yaitu, mempercepat berbuka puasa (kata kerja) dan makanan untuk berbuka puasa (kata benda).
Di Indonesia, takjil lebih sering dipakai sebagai kata benda.
Dalam sebuah artikel berjudul "Merayakan Budaya, Berpuasa Gembira" yang dimuat dalam Suara Muhammadiyah No.10 (2018) dijelaskan bahwa tradisi membagikan takjil dan berbuka puasa bersama awalnya merupakan bentuk strategi dakwah agama.
Hal ini dianggap bisa mendorong datangnya jemaah ke masjid untuk mengisi Ramadan dengan ibadah dan aktivitas positif lainnya.
Grid.id melaporkan, catatan sejarah Snouck Hurgronje (penasihat Belanda untuk urusan pribumi) mengungkap, sekitar akhir abad ke-19 tradisi takjil sudah dikenal di Aceh dan dilakukan setiap bulan Ramadan.
Biasanya, ketika mendekati waktu berbuka, warga Aceh akan beramai-ramai pergi ke masjid untuk menikmati sajian takjil bersama di masjid.
Itulah, sedikit sejarah tradisi menyantap takjil yang berkembang di Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.