SURABAYA, KOMPAS.TV - Sejumlah warga di Kota Surabaya Jawa Timur menerapkan teknologi internet of things atau teknologi nirkabel dalam urban farming atau sistem pertanian perkotaan. Dengan inovasi itu, sayur mayur yang dihasilkan lebih berkualitas dan dapat bersaing.
Teknologi internet of things awalnya dikembangkan oleh mahasiswa teknik elektro Universitas Kristen Petra Surabaya. Inovasi itu lalu digunakan oleh warga RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya untuk mengembangkan urban farming dengan teknik hidroponik.
Baca Juga: Berawal dari Iseng-iseng, Ibu-ibu di Ponorogo Sukses Jadi Petani Hidroponik
Dengan alat itu, warga dapat mengontrol tanamannya melalui aplikasi bernama serpis. Jadi aktivitas menyiram, membuat kabut hingga mengatur suhu di green house dapat dilakukan secara otomatis.
Inovasi itu mendapat apresiasi dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Ia pun berencana menerapkan teknologi tersebut ke seluruh urban farming di Kota Surabaya agar kualitas produk yang dihasilkan petani hidroponik lebih baik lagi dan dapat dipasarkan ke restoran, kafe, apartemen atau hotel yang membutuhkan pasokan sayuran.
Urban farming di RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Kecamatan Wonocolo dikenal dengan rumah pangan lestari atau KRPL wanita serpis. Hasil urban farming yang dihasilkan beragam ada selada air, selada romaine, sawi hijau hingga pak choi.
#UrbanFarming #PertanianPerkotaan #Hidroponik #TeknologiNirkabel #KotaSurabaya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.