LUMAJANG, KOMPAS.TV - Sepekan setelah bencana Semeru, polisi, dan pemerintah Kabupaten Lumajang, terus mengingatkan bahwa lokasi bencana bukan tempat wisata.
Akses masuk ke jalur evakuasi wilayah terdampak bencana Semeru di Desa Curah Kobokan pun, kini dijaga ketat.
Inilah sejumlah warga yang tercegat polisi, hanya ingin jalan-jalan, ke wilayah terdampak bencana Gunung Semeru pada Jumat (10/12) pagi.
Untuk mencegah hal serupa terulang, karena potensi bahaya bencana yang masih mengancam, polisi pun melakukan pengetatan pengamanan, dengan penyekatan di jalur-jalur evakuasi menuju area terdampak bencana, seperti di Jembatan Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Baca Juga: Warga Tak Berkepentingan Padati Zona Rawan Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Warga dari luar desa terdampak yang berhasil lolos ke jalur evakuasi di Desa Curah Kobokan pun dihadang polisi.
Mereka dilarang masuk, dan diminta putar balik.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, 9 Desember lalu juga sempat geram, karena kampung terdampak bencana Semeru, jadi lokasi swafoto.
Pasalnya, aktivitas warga yang tak berkepentingan, menyulitkan mobilisasi tim evakuasi dan pencarian yang harus hilir mudik, diburu waktu.
Kondisi Gunung Semeru, masih berbahaya.
Berwisata, dan berjalan-jalan ke wilayah bencana, tentu bukan hal yang bijak untuk dilakukan, karena selain minim rasa empati, perilaku ini juga menghambat pergerakan tim evakuasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.