KLUNGKUNG, KOMPAS.TV - Berbagai cara dilakukan untuk tetap bisa bertahan, terlebih mereka yang awalnya hidup dari pariwisata. Salah satunya, I Wayan Parwata, warga desa akah Kabupaten Klungkung. Ketekunannya dan berbagai strateginya, tetap bisa menghasilkan dengan menggeluti usaha sebagai perajin bambu.
Berbagai produk kerajinan berbahan bambu, terpajang di areal rumah perajin bambu, I Wayan Parwata di Desa Akah Kabupaten Klungkung.
Ia menghasilkan berbagai produk kerajinan berbahan bambu. Mulai dari kap lampu, lampu hias, kursi, meja, hingga gazebo yang terbuat dari bambu. Tergantung pesanan dari pelanggannya, yang dikejar melalui media sosial miliknya.
I Wayan Parwata menjadi perajin bambu ini dilakoninya setelah kondisi pariwisata anjlok. Dimana awalnya dia sebagai sopir freelance sudah tidak bisa berbuat banyak karena tidak adanya wisatawan. Sehingga usaha kerajinan inipun kembali digelutinya.
Berbagai carapun dilakukan agar dapat memasarkan produk. Mulai dari pesanan lampu-lampu hias dengan harga puluhan hingga ratusan ribu rupiah, hingga bangunan gazebo yang bisa dibongkar pasang yang harganya bisa mencapai empat juta rupiah.
Wayan bekerja dikediamannya yang langsung dijadikan tempat kerajinan dan pameran rumah, sehingga jika ada pembeli yang datang bisa langsung tertarik dan memesan barang kepadanya.
Selain penjualan mengandalkan media sosial, saat ini juga bekerja sama dengan usaha-usaha iven organiser, untuk penyewaan alat-alat yang diproduksinya. Selain dapat sewa, karyanya tersebut nantinya juga bisa dijual. Dengan upayanya ini, wayan bisa menghidupi dua anak yang masih sekolah dan istrinya untuk kebutuhan sehari-hari nya.
Ia berharap, pariwisata segera pulih, sehingga pesanan kian banyak, utamanya dari sektor wisata yang memesan produknya sebagai sofenir ataupun untuk sarana di villa atau hotel.
Baca Juga: Festival Seni Bali Jani Wayang Sunar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.