YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas mengungkapkan dampak La Nina untuk wilayah DI Yogyakarta, Senin (01/11/2021).
Meski kondisi prasyarat La Nina telah melewati ambang batas lemah, Reni menjelaskan, pengaruh fase dingin ini meningkatkan intensitas curah hujan bulanan di atas rata-rata pada awal musim hujan Oktober-November 2021.
"Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) bulan Oktober 2021 sebesar minus 0,83 derajat menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La-Nina Lemah," ujarnya kepada wartawan, Senin (01/11/2021).
"Sedangkan jika La Nina masih berlanjut hingga musim hujan pada Desember 2021 sampai Februari 2022, maka dampak La Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60 persen," lanjutnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG soal La Nina dan Penyebab Lain Peningkatan Curah Hujan di Indonesia
Meski persentase peningkatan curah hujan terbilang lebih kecil, dampak peningkatan bencana hidrometeorologi dapat meninggi pada puncak musim hujan Januari 2022 mendatang.
Reni meminta kepada pemangku kepentingan terutama pada wilayah yang rawan banjir dan longsor di DI Yogyakarta untuk sedini mungkin melakukan antisipasi potensi bencana akibat La Nina.
"Masyarakat diimbau terus memantau perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan media sosial atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," ujarnya.
Pengelolaan tata air lanjut Reny diharap untuk dioptimalkan dan terintegrasi dari hulu ke hilir dengan penyiapan kapasitas sungai hinga kanal sebagai antisipasi debit air yang kemungkinan akan berlebih.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.