LAMPUNG, KOMPAS.TV – Aksi damai puluhan jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Panjang, Bandar Lampung pada Selasa (12/10) kemarin, digelar di depan Kantor Distrik HKBP XXXII.
Kepada awak media, Real Tobing, Jemaat HKBP membeberkan beberapa tuntutan, di antaranya menolak pemutasian salah seorang pendeta yang dinilai dilakukan secara sepihak, serta mempertanyakan perihal bangunan gereja yang telah menelan biaya 1,9 miliar rupiah dan belum juga rampung.
“Aspirasi kami ini tidak didengarkan,” tegas Real.
Baca Juga: Trihari Suci Paskah, Polisi Lakukan Penjagaan dan Sterilisasi Gereja
“Kami menolak pendeta pengganti dan meminta untuk dilakukan audit terkait pembangunan gereja yang hingga saat ini belum juga selesai,” imbuhnya.
Merespons aksi damai yang dilakukan, Majelis Pekerja Distrik Huria Kristen Batak Protestan XXXII, Conrad Hutahahean menuturkan bahwa telah menerima aspirasi yang disampaikan oleh sejumlah jemaat.
Saat ditanyakan perihal adanya mutasi salah seorang pendeta yang dinilai para jemaat dilakukan secara sepihak. Ia membantah hal tersebut dan mengatakan bahwa pemutasian itu merupakan kewenangan pimpinan pusat.
“Bukan urusan kita itu, itu urusan pusat. Karena kalau datang SK, ya, harus jalan siapa pun orangnya,” ujar Conrad.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar, FKUB dan PWNU Lampung Imbau Warga Tetap Jaga Ketentraman
Sementara, saat disinggung terkait pembangunan gereja yang belum juga rampung, ia enggan angkat suara.
#hkbp #aksidamai #pembangunangereja
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.