PONTIANAK, KOMPAS.TV – Meski pandemi dan aktivitas sekolah tatap muka berkurang, SMK Negeri 5 Pontianak tetap eksis mengembangkan bank sampah yang ada di sekolah.
Siswa yang belajar daring dari rumah, tetap diminta memilah sampah organik dan non-organik yang ada di rumah mereka.
Sampah tersebut nantinya dibawa ke sekolah ketika ada pembelajaran tatap muka, untuk disimpan di bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Green Five.
Nantinya, sampah tersebut akan didaur ulang menjadi kerajinan tangan, seperti kotak tisu, boneka, kotak pensil, hingga kerajinan tangan lain. Sementara, sampah yang tidak dapat diolah akan diserahkan ke pihak pengolah sampah lain di luar sekolah.
Salah seorang siswa, Novira, mengaku mendapat dukungan dari orang tua dengan adanya bank sampah ini. Sebab, sampah di rumah dapat berkurang.
Kepala SMK Negeri 5 Pontianak, Leny Mediantary, menyatakan selama pandemi program peduli sampah tetap berjalan. Saat pembelajaran tatap muka mulai digelar kembali, maka bank sampah di sekolah akan semakin aktif.
Hasil kerajinan dari sampah yang terkumpul, nantinya akan dijual, sehingga mendatangkan pemasukan. Pemasukan tersebut, nantinya akan dibagikan tiap akhir semester, bagi siswa yang menabung sampah.
Selama pandemi, volume sampah di sekolah menurun, namun bank sampah sekolah tetap mewajibkan siswa, guru, dan warga sekilah, untuk tetap menyetor sampah, dan mengelola bank sampah, agar sampah dapat diolah lebih bermanfaat. Sekaligus mengurangi sampah di Kota Pontianak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.