MAINZ, KOMPAS.TV - Pemain Belanda Anwar El Ghazi akhirnya diputus kontrak oleh klub Bundesliga Mainz karena tetap mendukung Palestina, Jumat (3/11/2023).
Anwar El-Ghazi memang kerap menunjukkan dukungannya ke Palestina dalam postingan media sosialnya.
Pemain yang baru bergabung dengan Mainz pada September lalu tersebut kontraknya sempat ditangguhkan karena postingannya terkait konflik Palestina-Israel.
Meski begitu, ia tanpa henti terus menyerukan dukungannya kepada Palestina, yang berujung pada pemutusan kontraknya.
Baca Juga: China Hilangkan Israel dari Tanah Palestina di Peta Online, Disebut Wakili Ambiguitas Beijing
Pada pernyataannya seperti dikutip dari Al-Jazeera, Mainz mengatakan kontrak El Ghazi diakhiri karena komentar dan postingannya di media sosial, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
El Ghazi langsung bereaksi setelah kontraknya dengan klub berjulukan Die Nullfunfer tersebut diputus.
“Tetap menjunjung kebenaran, meski itu berarti hanya sendirian,” tulis mantan penggawa Ajax Amsterdam dan Aston Villa itu di media sosial X.
“Hilangnya masa kecil saya tak berarti apa pun jika dibandingkan dilepaskannya neraka yang dialami mereka yang tak bersalah dan rentan di Gaza,” ujarnya.
Pada postingan media sosialnya pada 27 Oktober lalu, El Ghazi sempat mengklarifikasi bahwa postingan sebelumnya telah salah dimengerti.
“Saya ingin menjelaskan saya berdiri untuk perdamaian dan kemanusiaan,” ucapnya.
Mainz sendiri pada Senin (30/10/2023), mengatakan telah menghentikan penangguhan kontraknya dan memberikannya kesempatan kedua.
Mereka mengatakan ia berbicara melawan segala jenis terorisme, termasuk Hamas, dan juga tak mempertanyakan hak Israel untuk tetap ada.
Namun, pada Rabu (1/11/2023), El Ghazi menisnyalkan bahwa klub membuat pernyataan itu tanpa izinnya.
Baca Juga: Hasil Liga 1 PSM Makassar vs Persija: Bernando Tavares Gagal Beri Kado Kemenangan HUT Juku Eja
“Saya tak menyesal atau menyesalkan posisi saya,” tulisnya di media sosial saat itu.
“Saya tak menjauhkan diri dari apa yang saya katakan dan saya bela, hari ini hingga napas terakhir saya, demi kemanusiaan dan kaum tertindas,” ucapnya.
Ia juga memposting pernyataan bahwa ia mengutuk semua pembunuhan warga sipil di Palestina dan Israel.
Sebelum kontraknya diputus Mainz, Jaksa Penuntut di Jerman menuduhnya mengganggu ketentraman masyarakat dengan membiarkan tindakan kriminal yang disertai hasutan kebencian melalui postingan media sosialnya.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.