JAKARTA, KOMPAS.TV - Sudah enam kali Indonesia masuk final AFF atau dulu bernama Piala Tiger. Sejak pertama kali final tahun 2000 dan kalah lawan Thailand 1-4 hingga kali kelima tahun 2016 lalu, juga kalah agregat lawan Thailand 2-3.
Kemudian, pada gelaran Piala AFF 2020 dimana Indonesia butuh keajaiban untuk bisa keluar sebagai juara Piala AFF untuk pertama kali lantaran kalah empat gol tanpa balas di pertemuan pertama kontra Thailand.
Pertanyaan pun muncul, apakah Indonesia memang benar-benar sulit juara AFF? Apalagi, karena dalam banyak kesempatan itu, Indonesia selalu gagal juara.
Bahkan menjadi tim terbanyak di Asia Tenggara yang sampai final dan gagal.
Lima kali gagal juara dan bisa jadi keenam kalinya, jika Indonesia tidak berhasil membalikkan skor 4-0 yang didapat di leg pertama.
Sebuah pekerjaan yang dianggap banyak orang mustahil mengingat permainan Thailand, dalam bahasa Shin Tae-yong, nyaris sempurna.
Itulah alasan, setiap kali timnas Indonesia masuk final, ada saja yang mengatakan bahwa Indonesia seakan dikutuk untuk jadi runner-up. Kutukan yang seolah selalu menaungi timnas Indonesia kala berlaga di AFF 2020.
Legenda suporter Indonesia, sekaligus pendiri Pasoepati Solo Mayor Haristanto pun merasa sedih dengan kekalahan timnas itu.
“Bukan pesimis. Tapi rasanya berat bikin 5 goal. Tapi bola itu bundar, banyak kemungkinan terjadi. Indonesia butuh dewi fortuna dan keajaiban,” paparnya kepada KOMPAS.TV via WhatsApp, Jumat (31/12/2021).
Meski begitu, pria yang kerap dipanggil Presiden itu tetap mendukung timnas, baik kalah maupun menang.
“Saya tetap support perjuangan mereka. Kalah menang tetap didukung. Mereka adalah tim masa depan (karena banyak pemain muda),” tambahnya.
Baca Juga: Final Leg II AFF 2020: Mengembalikan Evan Dimas, Kunci Shin Tae-yong Bisa Redam Thailand
Hal senada juga diungkapkan Ignatius Indro dari Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) yang mengaku harusnya tidak percaya terkait kutukan runner-up timnas.
“Kita harusnya tidak percaya yang namanya kutukan-kutukan, aplagi soal kutukan runner-up. Kita bisa kok mengembangkan diri. Tapi memang secara permainan Thailand lebih bagus saat di final leg pertama,” tutur Indro kepada KOMPAS.TV via pesan suara, Sabtu (1/1/2021).
Bahkan ia yakin, 2-3 tahun lagi dengan perkembangan timnas asuhan Shin Tae-yong yang diisi mayoritas pemain muda.
“Bukan tidak mungkin, progress bagus Shin Tae-yong bisa bawa Indonesia jadi tim solid, bisa juara AFF untuk tahun berikutnya. Bahkan bisa bicara banyak di level Asia,” tambahnya.
Indro pun meyakinkan, ini soal perkembangan timnas yang dibawa Shin Tae-yong harus didukung penuh. Ia juga mengingatkan soal kutukan, yang tidak boleh masuk ke pikiran kita, khususnya timnas.
“Pokoknya jangan boleh percaya hal itu. Sepakbola itu bundar, semua itu bisa terjadi. kalau sistem kita diperbaiki, ini bisa mengubah timnas kita jadi lebih baik,” tutupnya.
Baca Juga: Jelang Final Leg II AFF 2020 Indonesia Vs Thailand: Suporter Timnas Deg-degan, Runner-Up Lagi?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.