Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Seorang petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menggunakan urine kelinci sebagai pengganti pupuk cair.
Urine kelinci digunakan karena dikenal mengandung antiseptik yang mampu melawan bakteri pembusuk pada tanaman.
Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang, harga pupuk cair justru semakin meningkat.
Namun, Jani, seorang petani di Indramayu, Jawa Barat, tak kehilangan akal.
Ia memanfaatkan urine kelinci sebagai bahan pupuk cair.
Urine kelinci diketahui mengandung unsur antiseptik, yang mampu melawan bakteri pembusuk pada tanaman.
Untuk mendapatkan urine kelinci, petani menampungnya dengan alat sederhana, yaitu plastik yang dipasang di bawah kandang.
Setelah plastik penampung penuh, urin dikumpulkan dalam jeriken.
Kemudian, urin kelinci difermentasi selama sepuluh hingga 15 hari di dalam drum khusus, dengan campuran rempah seperti kunyit, laos, dan sereh.
Setelah 15 hari, pupuk dapat digunakan.
Karena kualitas dan hasil pupuk urine kelinci yang sangat baik untuk tanaman, petani berharap dapat memproduksinya dalam jumlah besar dan dapat difasilitasi pemerintah desa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.