Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Kabar baik muncul di tengah pandemi corona.
Seiring melonjaknya jumlah pasien corona yang sembuh, penambahan kasus harian di DKI Jakarta sempat mengalami penurunan sangat tajam.
Baca Juga: Pertama Kali di Jakarta, Jumlah Pasien Sembuh Corona Lampaui yang Meninggal Dunia
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo menyebut kasus positif telah mengalami perlambatan yang pesat. Hal ini disebutkan tak lepas dari penerapan PSBB.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Adib Khumaidi menyebut meski kasus baru corona semakin menurun namun yang masih dalam perawatan maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) angkanya masih cukup tinggi.
Untuk itu, harus dipastikan dengan tes PCR untuk menentukan apakah terjangkit positif corona atau tidak.
Di periode 2 Maret hingga 29 April, penambahan kasus harian di DKI Jakarta tertinggi terjadi pada 16 April, dimana terjadi penambahan 223 kasus.
Setelah itu, terjadi tren penurunan mulai 22 April.
Hari ini, corona di Jakarta bertambah 83 kasus baru. Setelah sehari sebelumnya bertambah 118 kasus.
Baca Juga: Update Corona 29 April: 9.771 Positif, 1.391 Pasien Sembuh
Kedisiplinan masyarakat dan ketegasan aparat menjadi kunci keberhasilan pembatasan sosial untuk memastikan pandemi corona berakhir segera.
Kasus Covid 19 di episentrum penularan DKI Jakarta, Hari Rabu (29/4/2020) ini dikonfirmasi menembus angka 4.000, hampir setengah dari total kasus secara nasional.
Namun, pemerintah melalui gugus tugus Covid-19 menyebut terjadinya perlambatan kasus di Ibukota beberapa hari terakhir.
Terkait hal tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Dany Amrul Ichdan menyebutkan angka statistik yang menurun tidak bisa disebut berhasil karena salah satu program saja, melainkan ada banyak faktor yang menyebabkan angka statistik dapat menunjukkan stabil ataupun menurun.
Jangan sampai kita terlalu bersukacita dengan data penurunan namun masih banyak yang perlu diwaspadai dan ditegakkan kedisiplinan dari seluruh elemen masyarakat agar bisa konsisten menurun.
Baca Juga: 59 Persen Kasus Positif Covid-19 Laki-laki, Pasien Meninggal Paling Banyak Usia 30-59
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.