Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Perang Aceh merupakan perang terlama dengan menghabiskan biaya paling besar selama abad 19 hingga 20. Kesultanan Aceh Darussalam tidak mau menyerah meski Belanda menggempur dan menyerang kota Serambi Mekkah.
Dalam perjalanannya, Kesultanan Aceh Darussalam menjalin diplomasi untuk mencari dukungan melawan kolonialisme Belanda hingga ke benua Amerika dan Eropa.
Dalam episode ini, Singkap menggali faktor apa saja yang membuat kawasan Aceh sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda dan taktik strategi perang apa yang diterapkan rakyat Aceh demi mempertahankan Bumi Rencong dari serangan asing.
Sejarah mengungkap, banyak hal tak terduga bagaimana Aceh dengan ilmu pengetahuan dan kekuatan diplomasinya menjadi kawasan penting di Asia Tenggara.
Perang Aceh adalah perang rakyat Aceh melawan Belanda tahun 1873 hingga 1904 diawali dengan pendaratan yang dipimpin oleh Jenderal J.H.R Kohler di pantai Cermin.
Perang semakin memanas saat Kohler ditembak oleh pasukan Kesultanan Aceh Darussalam di depan masjid Baiturrahman pada 14 April 1873. Kesultanan bersama rakyat Aceh melawan tanpa ampun dengan menjalankan perang Sabil, perang sampai akhir hayat demi membela tanah air dan agama.
Strategi perang Sabil dan semangat rakyat ternyata mampu mengalahkan pasukan Belanda, namun tahun 1904 Kesultanan tunduk pada politik adu domba Belanda. Meski kesultanan dibubarkan, nyatanya perang melawan kolonialisme di Aceh masih berlanjut hingga kemerdekaan Indonesia tahun 1945..
#SINGKAP
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.