Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, permintaan rempah-rempah semakin tinggi. Harga rempah-rempah seperti jahe dan temulawak pun mulai naik di pasaran.
Di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, harga rempah seperti jahe merah, naik signifikan.
Jahe merah semula Rp 50.000 rupiah per kilogram, kini menjadi Rp 80.000 perkilo.
Kencur semula Rp 40.000 per kilo sekarang dijual sekitar Rp 80.000 hingga Rp 100.000 perkilo.
Sedangkan kunyit, harga masih relatif stabil, di kisaran Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilo.
Menurut pedagang, kenaikan beberapa jenis rempah-rempah ini sudah berlangsung sejak 4 hari lalu, sejak kasus perdana positif corona di Indonesia.
Rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan temulawak semakin diminati warga, tentunya saat virus corona telah masuk ke tanah air.
Bahkan salah seorang pedagang di pasar mengaku permintaan yang tinggi saat ini mendongkrak harga rempah.
Salah satu pedagang rempah-rempah menyebutkan saat ini banyak pelanggannya yang complain karena harga berubah.
Sementara, naiknya harga rempah ini membuat pusing pemilik rumah makan.
Terlebih, Rumah Makan Padang.
Pemilik Rumah Makan Padang, Rifki menyebutkan kenaikan rempah-rempah sangat berdampak pada usahanya, pasalnya banyak sekali makanan-makanan Padang yang membutuhkan rempah-rempah seperti jahe dan kunyit sebagai bahan baku bumbunya.
Namun, Rifqi menyebutkan jika ia saat ini berusaha menjaga harga masakan yang dijualnya agar pelanggan setianya tidak kecewa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.