Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Sepekan sudah upaya mengatasi cuaca dengan melakukan modifikasi cuaca dilakukan. Agar prediksi Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika, curah hujan yang sangat tinggi, bisa dikurangi. Agar banjir tak lagi terjadi. Terutama di Jakarta, Bogor, Banten. Wilayah-wilayah yang terdampak banjir dan tanah longsor, pada awal Januari lalu.
Ujung tombaknya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, bersama TNI Angkatan Udara. Lalu bagaimana proses modifikasi cuaca dilakukan BPPT dan TNI AU? Apakah tujuannya tercapai?
Kita belajar lagi dari banjir besar Januari lalu, dimana aktifitas warga terhambat, aktifitas ekonomi warga terhambat serta rumah warga yang terdendam. Maka kemudian Pemerintah bersama dengan TNI melakukan upaya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sudah berlangsung pada 3 Januari lalu yang motori langsung oleh BPPT. Sudah ada beberapa armada pesawat yang di gunakan untuk membantu kelancaran proses TMC ini.
Salah satunya yang ada di Lanud Halim Perdana Kusuma adalah pesawat CN295 yang mampu mengangkut 2,4 Ton Garam NaCl beserta pipa penyalurnya. Harapannya setelah penebaran garam ini bisa mengurangi kadar atau intensitas curah hujan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.