JAKARTA, KOMPAS.TV- Universitas Paramadina menyampaikan belasungkawa dan duka yang mendalam, atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025).
Rektor Paramadina Didik J Rachbini mengatakan, Paus Fransiskus adalah seorang pemimpin spiritual dunia yang telah mewariskan keteladanan luar biasa dalam kesederhanaan hidup, kehangatan hati, dan misi kemanusiaan yang melampaui batas agama dan bangsa.
"Paus Fransiskus adalah sosok dengan jiwa besar-pemimpin yang merangkul semua golongan, memperjuangkan keadilan bagi kaum marginal, serta menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan dan perdamaian dunia," kata Didik dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.tv, Selasa (22/4).
"Dalam tiap langkahnya, beliau menghadirkan wajah gereja yang penuh kasih, inklusif, dan berpihak pada kemanusiaan," tambahnya.
Didik menyebut, sosok Paus Fransiskus meninggalkan legacy dengan kepemimpinan profetiknya, yang senantiasa mengedepankan dialog antarumat beragama, solidaritas global, serta keberanian moral untuk berbicara atas nama kaum lemah dan tertindas.
"Warisannya akan abadi sebagai inspirasi lintas iman dalam membangun dunia yang lebih adil, beradab, dan penuh cinta kasih. Selamat jalan, Paus Fransiskus. Doa kami mengiringi perjalananmu menuju keabadian," tutur Didik.
Sebelumnya, Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Vatikan dr. Andrea Arcangeli mengungkapkan penyebab kematian Paus Fransiskus.
Paus disebut wafat karena stroke yang diikuti gagal jantung atau kegagalan peredaran darah.
Andrea Arcangeli menyampaikan laporan resminya yang diterbitkan Kantor Berita Tahta Suci Vatikan pada Senin (21/4/2025) malam waktu setempat atau Selasa (22/4) dini hari. Penyebab kematian Sri Paus dikonfirmasi dengan metode electrocardiographic thanatography.
Menurut dokter, Paus meninggal karena stroke yang diikuti koma dan gagal jantung atau kegagalan peredaran darah yang tidak bisa dipuluhkan.
"Dengan ini saya menyatakan, penyebab kematian (Paus Fransiskus), sesuai pengetahuan dan pertimbangan saya, adalah seperti dinyatakan di atas," kata Arcangeli dikutip Vatican News.
Paus Fransiskus diketahui memiliki riwayat penyakit pernapasan, termasuk penumonia bilateral, bronkiektasis, tekanan darah tinggi, hingga diabetes tipe 2.
Kondisi kesehatan Paus sempat membuatnya dirawat di Rumah Sakit Agostino Gemelli, Roma selama lebih dari sebulan. Paus dirawat inap sejak 14 Februari hingga 23 Maret 2025.
Setelah keluar dari rumah sakit, Paus Fransiskus tetap mengikuti sejumlah agenda gereja di tengah masa pemulihan.
Pada Minggu (20/4), Paus Fransiskus mengikuti misa Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Dalam khotbahnya, Sri Paus menyerukan agar kemanusiaan terus dibela, terutama mereka yang menjadi korban perang di berbagai penjuru dunia.
"Di hadapan kekejaman konflik yang melibatkan warga sipil tak bersalah, serangan ke sekolah, rumah sakit, dan petugas kemanusiaan, kita tidak boleh lupa bahwa bukan target yang diserang, tetapi manusia, masing-masing memiliki jiwa dan martabat sebagai manusia," kata Paus Fransiskus dalam khotbahnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.