JAKARTA, KOMPAS TV – Juru bicara (jubir) PDI Perjuangan atau PDIP Guntur Romli menilai sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih di bawah komando Presiden Prabowo Subianto menunjukkan loyalitas ganda karena masih menganggap Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai bos atau pemimpin mereka.
Penilaian ini disampaikan Guntur merespons terkait potensi munculnya "matahari kembar" dalam pemerintahan Indonesia.
"Kalau bagi saya, bukan fenomena "matahari kembar" karena secara de facto dan de jure presiden saat ini adalah Prabowo Subianto. Tidak ada yang lain. Maka sikap menteri-menteri itu lebih menunjukkan pada loyalitas ganda," kata Guntur dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).
Baca Juga: Serba Serbi Isu Matahari Kembar Pemerintahan Prabowo: Menteri Sebut Jokowi 'Bos'-nya?
Guntur berpendapat para pembantu Presiden Prabowo yang masih melihat Jokowi sebagai atasan mereka berarti belum menunjukkan loyalitas penuh kepada Prabowo.
"Mereka yang masih menganggap Jokowi adalah bosnya, tidak memiliki loyalitas 100 persen pada Presiden Prabowo Subianto," katanya.
Ia menduga sikap tersebut timbul karena para menteri merasa memiliki utang budi kepada Jokowi, yang diduga berperan dalam pengangkatan mereka ke kabinet.
"Loyalitas ganda ini membuka potensi intervensi dari pihak mantan penguasa untuk terus cawe-cawe dalam pemerintahan saat ini demi kepentingan dan keuntungan pihaknya sendiri," ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan loyalitas ganda bisa menimbulkan gangguan serius terhadap jalannya pemerintahan.
"Yakni mantan penguasa yang ingin terus cawe-cawe di orbit kekuasaan, seperti halnya terjadinya gerhana matahari karena ditutupi obyek lain (bulan)," katanya.
Menurutnya, fenomena loyalitas ganda dan potensi “gerhana matahari politik” dapat menghambat efektivitas pemerintahan Prabowo yang sedang dihadapkan pada berbagai tantangan.
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi membantah isu "matahari kembar" usai sejumlah menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto bertamu atau sowan ke kediaman mantan presiden, Jokowi, pekan lalu.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertemu Wakil PM Rusia Denis Manturov, Bahas Agenda Strategis
Hasan menyebut kunjungan menteri-menteri Prabowo ke rumah Jokowi sebatas silaturahmi di momen Lebaran 2025.
Mantan relawan Jokowi di Pilkada Jakarta 2012 itu meminta publik tidak menafsirkan kunjungan menteri ke rumah Jokowi secara politik.
"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik. Kita masih dalam suasana Lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," kata Hasan, Senin (14/4/2025), dikutip dari laporan jurnalis Kompas TV, Cindy Permadi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.