JAKARTA, KOMPAS.TV- Praktisi dan Pengajar Hubungan Internasional, Dinna Prapto Raharja, mengatakan pemerintah Indonesia harusnya hati-hati dalam menyikapi kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor dengan situasi konflik yang terjadi di Gaza.
“Kita perlu strategi kalau di Timur Tengah, betul-betul harus kuat karena kita berhadapan dengan major powers dan negara-negara yang memang relasi kawasannya itu kompleks betul,” ucap Dinna dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Kamis (10/4/2025).
Apalagi, kata Dinna, AS yang saat ini dipimpin Presiden Donald Trump berkeinginan untuk menarik kembali uang-uang Amerika dan memastikan uang kas negaranya kembali besar.
Baca Juga: Prabowo Ingin Evakuasi Rakyat Palestina ke Indonesia, Pengamat: Itu Masuk Agendanya Amerika Serikat
“Jadi kemungkinan besar pendekatan Trump jilid 1 dan 2 ini akan berbeda sedikit ke Israel, tapi nggak bisa totally different, jadi kita harus hati-hati juga mencermati di Donald Trump ini,” ujarnya.
“Mungkin duitnya ditarik tapi apa yang dikasih kita nggak tahu, karena bagaimanapun juga Amerika Serikat punya kepentingan ini untuk memastikan uang kas negara di Amerika Serikat itu akan kembali besar,” lanjutnya.
Di samping itu, Dinna menuturkan, Amerika Serikat juga akan bertemu dengan negara-negara besar di Timur Tengah terkait minyak. Hal tersebut dilakukan karena AS berusaha untuk menjadi pemasok minyak, alternatif dari negara-negara Timur Tengah.
“Indonesia tentu harus bisa melihat ya, membaca situasi seperti ini kedepannya, karena efeknya ke Indonesia, kita udah nett importer minyak, itu salah satu hal,” kata Dinna.
“Jadi dengan kedekatan Amerika Serikat ke negara-negara tersebut, agendanya dia untuk memberikan penyenang gitu ya, hal-hal yang menyenangkan buat negara-negara Timur Tengah supaya mau ikut agendanya Amerika Serikat, itu yang harus kita antisipasi,” lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo Ingin Evakuasi Warga Gaza, Pengamat: Cari Muka ke AS, Itu Bargaining Chip yang Salah
Salah satunya adalah dengan menunjuk Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang peka pada situasi.
“Memastikan jangan sampai agendanya itu jadi Amerika Serikat aja, karena kalau Amerika Serikat kuat, Palestina akan semakin tertekan, karena dia dipaksa untuk menerima terms agrrement,” ucap Dinna.
“Bagaimana caranya yang kedua, supaya Benjamin Netanyahu bisa melemah di sana,” lanjutnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.