JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi sebagian besar orang, menempuh perjalanan mudik ratusan kilometer dengan sepeda mungkin terasa melelahkan dan tidak masuk akal. Namun, bagi Sandi Setiawan, hal itu justru menjadi bagian dari rutinitas yang ia nikmati setiap kali Lebaran tiba.
Sudah enam kali sejak 2016, Sandi memilih mengayuh sepeda dari Bekasi menuju kampung halamannya di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada musim mudik Lebaran 2025 ini, ia kembali melakukan hal yang sama, mengandalkan dua roda sepedanya untuk sampai ke tujuan.
Alasan di balik keputusannya cukup sederhana namun bermakna: hobi dan efisiensi biaya.
"Saya mudik pakai sepeda gowes pertama karena hobi, kedua karena ekonomis," ujar Sandi saat ditemui di Jalan Pantura, Kota Tegal, Kamis (27/3/2025). Mengutip Tribunpantura.com.
Ia membandingkan, ongkos naik bus dari Bekasi ke Gunungkidul bisa mencapai Rp550 ribu hingga Rp600 ribu per orang.
Baca Juga: Bandara Soetta Catat Pergerakan 173.854 Penumpang pada Puncak Mudik Lebaran 2025
Sementara dengan sepeda, pengeluaran hanya untuk makan dan keperluan logistik selama perjalanan.
Rutinitas 4 Hari 5 Malam di Jalan
Dengan pengalaman yang terus bertambah, Sandi kini mampu menempuh perjalanan mudik selama empat hari lima malam. Saat pertama kali mencoba, ia menghabiskan waktu lima hari lima malam. Kini, dengan ritme yang lebih teratur dan strategi yang matang, waktu tempuhnya bisa dipangkas.
Ia punya aturan khusus saat di perjalanan: beristirahat setiap satu jam.
"Per jam kita minum 10 menit lalu jalan lagi, dan itu terus kontinyu," cerita Sandi.
Masjid yang tersebar di sepanjang rute menjadi tempat beristirahat andalannya. Di sana, ia bisa tidur, mandi, hingga mencuci baju.
Baca Juga: Arus Mudik Lebaran 2025 Lancar, Kapolri Sebut Rekayasa Lalu Lintas Berhasil Kurangi Waktu Tempuh
"Di masjid bisa istirahat, mandi, dan mencuci baju. Saya bawa bekal baju untuk cuci kering pakai," ungkapnya.
"Yang terpenting adalah niat dan tekad," kata Sandi penuh semangat.
Lebih dari sekadar pulang kampung, bagi Sandi, mudik dengan sepeda adalah perjalanan penuh cerita, tantangan, dan kepuasan batin.
"Alhamdulillah sepanjang jalan lancar, jalannya juga halus," tutupnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.