Kompas TV nasional politik

Pimpinan Komisi V DPR Prediksi Penurunan Jumlah Pemudik di Lebaran 2025, Ini Sebabnya

Kompas.tv - 26 Maret 2025, 14:31 WIB
pimpinan-komisi-v-dpr-prediksi-penurunan-jumlah-pemudik-di-lebaran-2025-ini-sebabnya
Selama mudik Lebaran 2025, Jasa Marga menyiapkan beberapa ruas tol baru secara fungsional tanpa tarif, antara lain Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo (Prambanan-Taman Martani) sepanjang 6,78 km, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Gending-Paiton) sepanjang 23,47 km, dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Sadang-Bojongmangu) sepanjang 31,25 km. (Sumber: Kemenhub)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Iman Firdaus


JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Komisi V DPR Syaiful Huda memprediksi jumlah pemudik pada Lebaran 2025 akan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, tren gaya hidup hemat atau frugal living menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan masyarakat untuk menunda perjalanan mudik.

"Saya lihatnya yang pertama, kalau ada potensi penurunan mudik, memang iya, dalam artian memprediksi kemungkinan ada penurunan cukup signifikan. Jadi, data 146 juta pemudik itu sudah mengalami penurunan dibanding tahun kemarin yang hampir 193 juta," kata Huda kepada wartawan, Rabu (26/3/2025).

Baca Juga: Momen Ketum Golkar Bahlil Lahadalia Lepas Mudik Gratis Diiringi Telolet Bus

Selain faktor gaya hidup hemat, Huda menyoroti kebijakan work from anywhere (WFA) yang masih terbatas pada aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai BUMN.

Ia menilai kelompok ini tidak memberikan kontribusi besar terhadap jumlah pemudik secara keseluruhan.

"Yang kedua, ini kelihatannya yang menggunakan WFA masih di level ASN dan pegawai BUMN. Dan itu kan hanya kurang lebih sekitar 30% dari para pemudik kita," ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun WFA telah diterapkan, arus mudik masih relatif lancar karena sebagian besar pemudik berasal dari sektor swasta.

"Jadi kenapa sudah diperlakukan WFA tapi belum (padat) masih lancar, mungkin. Belum ada kenaikan drastis karena mungkin mereka sudah menggunakan. Atau yang tadi itu tidak menggunakan. Kalau toh menggunakan (WFA), tetap porsi mereka hanya 30%. Selebihnya kan swasta," jelasnya.

Faktor lain yang menurut Huda berpotensi menunda perjalanan mudik adalah tenggat waktu pemberian tunjangan hari raya (THR) oleh perusahaan. Ia menduga masih ada pekerja yang menunggu pencairan THR sebelum melakukan perjalanan ke kampung halaman.

"Yang ketiga saya kira yang perlu dipantau mencakup soal tenggat pemberian THR yang diberikan oleh pihak swasta atas imbauan pemerintah. Apakah sudah berjalan sepenuhnya atau belum? Jangan-jangan belum sepenuhnya akhirnya para pemudik masih menunggu," katanya.

Huda juga menyoroti tren frugal living yang semakin populer di tengah masyarakat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Gaya hidup ini mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menunda pengeluaran yang tidak mendesak, termasuk untuk mudik.

"Kalau lihat dari beberapa analisa ekonomi, memang kira-kira kan hari ini suasananya kan gitu, frugal living. Frugal living itu kira-kira masyarakat kita memang, mending melakukan spending. Jadi menahan, wait and see, terkait dengan situasi ekonomi," katanya.

Meski ada tren kehati-hatian dalam pengeluaran, Huda berharap pelaksanaan mudik tahun ini tetap berjalan lancar dan pemerintah dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang akan melakukan perjalanan.

"Itu sedang tren memang, frugal living ini dalam situasi tingkat kehati-hatian untuk mengantisipasi soal masa depan, situasi ke depan. Ada suasana itu," katanya.

Sebelumnya, Korlantas Polri membagikan prediksi puncak arus mudik lebaran 2025.

Puncak arus mudik Lebaran 2025 diperkirakan akan terjadi pada 28 Maret 2025, yang merupakan H-3 sebelum Lebaran dan H-1 Hari Raya Nyepi.

Baca Juga: Tiket Kereta Mudik Lebaran 2025 Daop 8 Surabaya Ludes Terjual 60%

Berdasarkan perkiraan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub, jumlah pemudik tahun ini diprediksi mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total populasi Indonesia.

Pada puncak mudik tersebut, diprediksi akan ada sekitar 12,1 juta orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju berbagai daerah. Volume kendaraan diperkirakan mencapai 232 ribu unit.

Sementara itu, arus balik diprediksi akan memuncak pada 6 April 2025, yakni H+5 Lebaran, dengan sekitar 31,49 juta orang kembali dari kampung halaman.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x