JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi XII DPR dari Partai Golkar, Mukhtarudin meminta masyarakat tidak mengaitkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan megakorupsi Pertamina yang diperkirakan merugikan negara Rp193,7 triliun.
Mukhtarudin menyatakan, Bahlil selaku Menteri ESDM saat ini sedang berupaya "membersihkan" tata kelola niaga impor bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, politikus Golkar itu menekankan Bahlik baru menjabat Menteri ESDM sejak 2024.
Sedangkan korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina diduga terjadi pada 2018-2023.
"Padahal, Bahlil menjabat sebagai Menteri ESDM pada Agustus 2024. Sementara, kasus korupsi terjadi pada periode 2018-2023," kata Mukhtarudin dalam siaran pers pada Selasa (4/3/2025).
Baca Juga: Dalami Megakorupsi Pertamina, Kejagung Periksa Dua Pejabat Ditjen Migas Kementerian ESDM
Mukhtarudin menekankan, terbongkarnya skandal megakorupsi Pertamina harus menjadi momentum BUMN energi itu mereformasi tata kelola niaga.
Lebih lanjut, Pertamina diminta memberi penjelasan komprehensif dugaan Pertamax dioplos dengan Pertalite.
Penjelasan komprehensif diperlukan agar publik tidak bingung dengan skandal korupsi tersebut.
"Tujuannya untuk memastikan bahwa produk yang diberikan ke masyarakat benar-benar berkualitas dan sesuai spek yang ditentukan," kata Mukhtarudin dikutip Kompas.com.
Mukhtarudin menyatakan, DPR berkomitmen mendukung penegakan hukum dan transparansi kasus megakorupsi Pertamina.
"Dari kami juga telah melakukan inspeksi dadakan (sidak) dan uji sampel bahan bakar minyak (BBM), khususnya RON 90, RON 92, RON 95, RON 98 di sejumlah SPBU bersama Lembaga Minyak dan Gas (Lemigas) dari Kementerian ESDM," katanya.
Sejauh ini Kejaksaan Agung RI telah menetapkan sembilan tersangka sehubungan kasus megakorupsi Pertamina.
Kejagung juga telah memeriksa sembilan saksi pada Selasa (4/3), dua di antaranya pejabat Ditjen Migas EDM.
Berikut daftar tersangka yang diperkirakan merugikan negara setidaknya Rp193,7 triliun:
Baca Juga: Kasus Megakorupsi Pertamina Berlangsung 5 Tahun, Pengawasan Tata Kelola Migas Dipertanyakan
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.