JAKARTA, KOMPAS.TV - Gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan se-Jawa Timur berunjuk rasa terkait evaluasi kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran di Gedung DPRD Surabaya, Jawa Timur.
Aksi unjuk rasa diwarnai kericuhan saat massa aksi membakar keranda jenazah sebagai wujud kekecewaan lantaran tidak ditemui Ketua DPRD Jawa Timur.
Pengunjuk rasa menilai evaluasi 100 hari kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran banyak merugikan rakyat. Massa juga meminta pemerintah tidak melakukan efisiensi anggaran pendidikan.
Sejumlah elemen mahasiswa berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta menolak kebijakan efisiensi anggaran pendidikan yang dilakukan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Massa mendesak pemerintah mengkaji kembali kebijakan efisiensi anggaran pendidikan ini.
Dalam program Sapa Indonesia Malam, Ketua BEM UI, Iqbal Cheisa Wiguna juga menyoroti kebijakan makan bergizi gratis yang dianggap tak efektif dan tak tepat sasaran.
HMI Cabang Makassar Timur, Sulawesi Selatan menggelar unjuk rasa di depan kampus Jalan Perintis Kemerdekaan dengan membakar ban dan menahan truk.
Mahasiswa menuntut 10 hal pada pemerintahan Prabowo, di antaranya efisiensi anggaran pendidikan dan reshuffle kabinet Prabowo-Gibran.
Massa berharap agar pemerintah lebih jeli dalam mengeluarkan peraturan agar tidak meresahkan warga.
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi memastikan pemerintah tidak mengurangi anggaran beasiswa ataupun operasional perguruan tinggi.
Hal ini merespons unjuk rasa mahasiswa di beberapa daerah yang memprotes efisiensi anggaran pendidikan.
Baca Juga: Mensesneg Prasetyo Hadi Respons Demo Indonesia Gelap: Kami Imbau Mahasiswa Lebih Jeli
#demo #efisiensianggaran #prabowogibran
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.