JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai sikap keras Presiden Prabowo Subianto pada Harlah Nahdlatul Ulama merupakan puncak kekesalan atas kekacauan situasi belakangan ini.
Pertama soal PPN hingga elpiji 3 kilogram yang sempat membuat rakyat antre hingga meninggal dunia.
Demikian Agung Baskoro dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (7/2/2025).
“Pertama kita harus melihat teks reshuffle yang disampaikan Presiden kemarin dilakukan di tengah harlah Nahdlatul Ulama. Konteksnya saya kira menarik, kenapa, kurang dari 1 menit hal itu disampaikan, tapi ada dua keyword yang ingin saya garis bawahi, ndableg dan bandel,” ucap Agung.
Baca Juga: Jika Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Kabinet, Maruarar: Kita Sebagai Pembantunya Harus Siap
“Artinya itu mungkin semacam puncak dari kekesalan dan kekecewaan presiden terhadap beberapa peristiwa terakhir yang viral. Kita sebut saja, ada elpiji 3 kg, kemudian ada soal pagar laut, kemudian ada soal PPN yang tidak jadi naik yang kemudian dalam tanda petik Presiden harus menjadi Damkar untuk memadamkan kecerobohan bawahannya, pembantu-pembantu presiden ini,” kata Agung.
Sebab menurut Agung, jika kinerja menteri-menteri Kabinet Merah Putih tidak seirama dengan kebijakan Presiden Prabowo tentu saja akan menjatuhkan reputasi pemerintahan atau approval rating.
“Kita tahu Litbang Kompas ngasih lumayan cukup tinggi 80,9 persen, Indikator juga mirip, LSI juga demikian. Tapi ketika ada potret di mana survei-survei yang tidak menggunakan multistage random sampling pendekatan kualitatif panel, Cellios misalkan, itu jauh dibawah angka tersebut,” kata Agung.
Baca Juga: Pengamat: Ada Tukar Guling Kebijakan IKN dan PSN di Pemerintahan Jokowi
“Nah maksud saya objektivitas kita melihat kinerja ini harus utuh, supaya apa, supaya para menteri ini tidak terlena yang sudah mendapat kartu kuning,” ujarnya.
Apalagi, sambung Agung, kartu kuning yang menjadi alarm keras dari Presiden Prabowo Subianto diperkuat lagi dengan statement Sufmi Dasco Ahmad yang mengatakan ada menteri di Kabinet Merah Putih yang tidak seirama.
“Biasanya kalau yang ringan-ringan Mas Teddy (Seskab) biasanya, tapi kalau Dasco ngomong juga, ini bahaya,” kata Agung.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.