JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyoroti ancaman abrasi di wilayah pesisir pantai utara Pulau Jawa.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyebut ancaman abrasi atau degradasi tanah akibat air laut yang sudah dapat ditemukan di sebagian besar pesisir pantai utara Jawa bisa menjadi gerbang masuk dari bencana banjir rob.
Pasalnya, kata ia, degradasi tanah yang berujung pada rob bakal berdampak luas bagi masyarakat setempat, yakni dapat menyebabkan pencemaran air dan lingkungan, hingga terjadinya penyebaran penyakit menular.
Baca Juga: Antisipasi Abrasi, Warga Bangun Tanggul Darurat
Sebab itu, ia pun menegaskan potensi rob tersebut tidak boleh dibiarkan begitus saja.
"Ini harus ditangani ya. Sehingga peningkatan volume air laut yang masuk ke daratan bisa terkendalikan dan kesejahteraan masyarakat pesisir ini tetap terjaga,” kata Eko dalam keterangannya, Selasa (28/1), dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, ia menegaskan, sejatinya pemerintah telah mengupayakan banyak cara dalam menangani potensi banjir rob itu.
Upaya yang dimaksud seperti pembuatan tanggul di sebanyak bataran sungai yang ada dan membangun rumah pompa.
Namun, paya tersebut sifatnya hanya di area yang sempit, atau belum menjangkau secara keseluruhan kawasan yang berpotensi banjir rob.
Ia pun kemudian menyinggung terkait pembangunan Giant Sea Wall yang direncanakan pemerintahan belakangan ini.
Menurutnya, Giant Sea Wall dinilai dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi potensi banjir rob di pesisir utara Pulau Jawa.
Sebagai informasi, Giant Sea Wall atau tembok laut raksasa merupakan struktur yang dibangun di sepanjang pantai yang memisahkan lahan dan air.
Baca Juga: Jakarta Diprediksi Hujan Ekstrem hingga Awal Februari 2025, BMKG: Waspadai Banjir Rob
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.