JAKARTA, KOMPAS.TV - Karo Humas Setjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI Brigjen Frega Wenas Inkiriwang menyebut pihaknya akan berhati-hati dalam mengadopsi penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk sistem persenjataan.
Kemhan disebut tidak ingin gegabah karena AI belum bisa diandalkan dalam operasi militer.
Brigjen Frega menyebut pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu penggunaan AI untuk alutsista TNI tahun 2025 sebelum mengambil keputusan.
"Kita juga tidak ingin gegabah, tentunya kita melalui pengkajian melalui proses melakukan kajian, sehingga pada saat nanti mungkin diadakan tepat dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," katanya di gedung Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).
Baca Juga: Israel Tentukan Target Pengeboman di Gaza Pakai AI, Abaikan Keselamatan Warga Sipil
Menurutnya, penggunaan teknologi AI dalam sistem alutsista masih menunjukkan sejumlah kekurangan. Salah satunya terkait deteksi target.
"Kita lihat di beberapa daerah konflik kan walaupun pakai AI ternyata kan tidak sepenuhnya akurat presisinya, ada juga salah sasaran seperti di beberapa wilayah konflik, akhirnya menyasar warga sipil," kata Frega, dikutip Antara.
Kendati demikian, dia mengakui teknologi AI di bidang militer semakin berkembang. TNI pun disebutnya semestinya mengadopsi AI untuk memperkuat pertahanan.
"Ketika kita bicara AI dalam konteks pertahanan, dalam konteks militer, itu sudah menjadi hal yang tidak bisa dielakkan," katanya.
Sebelumnya diwartakan, TNI berencana mengembangkan teknologi AI untuk alutsista. TNI Angkatan Udara (AU) disebut telah mendalami peluang penggunaan AI secara serius.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Ardi Syahri menyebut pihaknya telah mengembangkan teknologi AI untuk kepentingan pengamanan udara pada 2024. Namun, pengembangan AI disebutnya masih belum maksimal karena pendanaan belum culup.
Baca Juga: Presiden Prabowo Singgung Status Darurat Militer Korea Selatan: Kita Jangan Terlalu Lengah
Marsekal Pertama Ardi menyebut fasilitas teknologi perlu ditambahkan di Skuadron Pendidikan 506 Bogor.
"Seperti laboratorium, pengadaan alat komputer dan sebagainya itu kan harus kita lengkapi," kata Ardi.
Ia menambahkan, pengembangan teknologi AI untuk pertahanan sudah berjalan dengan baik selama tahun 2024. Hal tersebut terlihat dari digelarnya operasi pertahanan menggunakan AI dalam kegiatan Latihan Bersama Angkasa Yudha 2024 beberapa waktu lalu.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.