JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menyatakan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi masih punya daya elektoral, terlepas dari putus hubungannya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Hal ini diutarakannya dalam program KompasTV di Program Sapa Indonesia Pagi, Senin (9/12/2024)
"Kalau misal kita cermati selama ini, bagaimanapun juga memang masih ada daya elektoral yang dimiliki oleh Pak Jokowi," kata Umam.
Ia menyebutkan bahwa hal itu tergambar di Pilkada dan Pilpres 2024. Simpatisan yang selama ini memberikan dukungan dan loyalitasnya pada PDI-P dalam konteks berpartai justru berpindah haluan mengikuti Jokowi.
Baca Juga: Pengamat Iwan Setiawan Soal Pertemuan Presiden Prabowo-Jokowi hingga Pengaruh Jokowi di Pilkada
"Maka memang ada kekuatan elektoral yang masih dimiliki oleh Pak Jokowi," ujar Umam, "dan kalau semisal ini (daya elektoral) dimanfaatkan, tentu ada insentif elektoral yang akan dituai," imbuhnya.
Selain itu, Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya (Golkar) M Sarmuji berpendapat bahwa Jokowi masih punya basis konstituen meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden RI.
Oleh karena itu, apabila Jokowi bergabung dengan partai lain, misalnya Golkar, itu berpotensi menambah basis partai.
Baca Juga: [FULL] Golkar dan PDIP Tanggapi 'Partai Perorangan' Jokowi, Pengamat: Multi-Tafsir!
Adapun pernyataan putusnya hubungan Jokowi dengan PDI-P telah disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDI-P) Hasto Kristiyanto pekan lalu (4/12).
"Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," tegas Hasto.
Ia menambahkan bahwa kebijakan dan praktik-praktik politik yang dilakukan oleh Jokowi sudah tidak sejalan dengan cita-cita yang diperjuangkan partai.
Jokowi saat pilpres mengampanyekan anaknya yang diusung partai lain sebagai calon wakil presiden.
Selain itu, Jokowi juga mendukung calon-calon pilkada yang diusung bukan oleh PDIP.
"Itu sudah menunjukkan bahwa beliau sudah tidak bersama lagi dengan PDI-P dan beliau meninggalkan PDIP," ujar Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira terkait dengan putusnya hubungan Jokowi dan PDIP, disampaikan pada wawancaranya dengan KompasTV pada (19/12).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.