Kompas TV nasional peristiwa

Perubahan Iklim Ganggu Akurasi Pranata Mangsa dalam Pertanian Tradisional, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.tv - 13 November 2024, 05:00 WIB
perubahan-iklim-ganggu-akurasi-pranata-mangsa-dalam-pertanian-tradisional-ini-penjelasan-bmkg
Foto ilustrasi bertani. Petani memasukan gabah ke karung di persawahan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (23/11/2020). Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan Indonesia swsembada pangan pada 4 tahun pemerintahannya berjalan. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa perubahan iklim telah mempengaruhi keakuratan pranata mangsa, sistem kalender pertanian tradisional yang telah lama digunakan masyarakat Jawa.

"Yang sekarang pranata mongsa itu sering meleset, karena dirusak oleh perubahan iklim," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari Antara, Selasa (12/11/2024).

Pranata mangsa, yang merupakan sistem penanggalan berbasis peredaran matahari dan gejala alam, selama ini menjadi pedoman utama petani Jawa dalam menentukan waktu bercocok tanam.

Namun, fenomena perubahan iklim global telah mengacaukan pola-pola alam yang menjadi dasar sistem ini.

Baca Juga: BMKG Ungkap Wilayah Ini Waspada Bencana Hidrometeorologi akibat Hujan Lebat 12-18 November 2024

Merespons tantangan tersebut, BMKG telah mengambil langkah dengan meluncurkan Program Sekolah Lapang Iklim pada tahun 2011.

Program ini bertujuan memperkenalkan sistem penanggalan pertanian digital kepada para petani, khususnya untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem seperti El Nino dan La Nina.

"Ini para petani, kami ajak belajar bersama, kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian di daerah-daerah, kalau di pusat dengan Kementerian Pertanian agar para petani bisa membaca cuaca," jelas Dwikorita.

Sejak 2018, BMKG semakin memperkuat dukungannya kepada sektor pertanian dengan meluncurkan aplikasi Info BMKG.

Aplikasi tersebut menyediakan informasi real-time tentang cuaca, iklim, kualitas udara, dan gempa bumi di berbagai wilayah Indonesia. BMKG mengklaim aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 5 juta kali.

Secara jangkauan, aplikasi itu memiliki tingkat detail hingga skala kecamatan, memungkinkan petani untuk membuat keputusan yang lebih tepat dalam aktivitas pertanian mereka.

Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca BMKG 13-14 November 2024: Ini 23 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat-Angin

"Jadi petani itu mau menjemur apa-apa itu lihat cuaca dulu, kira-kira akan terjadi hujan ekstrem di tanggal berapa, dan resolusinya itu tiap kecamatan," tambah Dwikorita.


 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x