JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut profil Romo Benny Susetyo, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang meninggal dunia pada Sabtu (5/10/2024) dini hari.
Seperti diberitakan sebelumnya, kabar duka ini dikonfirmasi oleh Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid.
Alissa membenarkan bahwa Romo Benny telah tutup usia setelah lama berjuang melawan penyakit komplikasi diabetes.
"Benar (meninggal dunia)," kata Alissa dikutip dari Kompas.com, Sabtu.
Romo Benny meninggal dunia di usia 55 tahun, hanya lima hari sebelum ulang tahunnya yang ke-56.
Ia menghembuskan napas terakhir di RS Mitra Medika, Pontianak, dan rencananya akan dimakamkan pada Senin, 7 Oktober 2024, di Pemakaman Sukun, Malang.
Baca Juga: Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Meninggal Dunia
Romo Benny Susetyo, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), merupakan sosok yang dikenal luas sebagai seorang intelektual, rohaniwan, dan aktivis.
Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 10 Oktober 1968, Romo Benny telah mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila, dialog antaragama, serta etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dilansir dari Tribunnews, Romo Benny menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana, Malang, dan berhasil meraih gelar pascasarjana pada tahun 1996.
Pendidikan ini memperkuat landasan pemikirannya dalam bidang filsafat, teologi, serta etika, yang kemudian ia terapkan dalam berbagai aktivitas keagamaan dan sosial.
Karir awal Romo Benny di Gereja Katolik dimulai sebagai pastor pembantu di Gereja Katolik Situbondo.
Ia kemudian menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan di Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) pada tahun 2008.
Dalam kapasitas ini, Romo Benny aktif menjalin hubungan lintas agama dan kepercayaan, membangun dialog demi terciptanya toleransi dan kerukunan di Indonesia.
Sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny memegang peranan penting dalam pengembangan dan pemasyarakatan ideologi Pancasila.
Ia dikenal sebagai tokoh yang lantang menyuarakan pentingnya Pancasila sebagai landasan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak hanya melalui kata-kata, Romo Benny juga menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan.
Beberapa buku yang ditulisnya, seperti Hancurnya Etika Politik dan Membuka Mata Hati Indonesia, menjadi cerminan dari perjuangannya dalam memerangi kerusakan moral dan mengajak masyarakat untuk merenungkan kembali nilai-nilai kebangsaan.
Baca Juga: Gelar FGD di Pontianak, BPIP Bahas Keberlanjutan Sumber Daya Alam
Sumber : Kompas.com/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.