JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda menyebut elektabilitas bakal pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak, belum aman meski berstatus petahana.
Huda menjelaskan, indikatornya terlihat dari elektabilitas keduanya masih di bawah 50 persen dalam sejumlah survei yang dilakukan beberapa lembaga.
"Mbak Khofifah sebagai incumbent baru 27 persen, 28 persen ya. Artinya belum aman. Mas Emil Dadak baru 3 persen. Sebagai incumbent, menurut saya, belum aman," kata Huda di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga: PKB Belum Temukan Sosok untuk Diusung Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur
Ketua Komisi X DPR RI itu meyakini bakal pasangan calon yang akan diusung PKB-PDIP bisa mengalahkan Khofifah-Emil dalam pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
"Karena itu, saya meyakini kalau inisiatif koalisi PKB-PDIP di Jatim terwujud, kita optimis bisa mengalahkan Mbak Khofifah," ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya sedang melakukan pendekatan dengan mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Marzuki Mustamar agar mau diusung menjadi bakal calon gubernur di Pilkada Jatim 2024.
"Beliau sudah mempertimbangkan (untuk maju di Pilkada Jatim)," katanya.
Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024 terkait Pilkada Jatim 2024 menunjukkan elektabilitas Khofifah sebesar 26,8 persen.
Sedangkan elektabilitas Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sebesar 13,6 persen.
Sementara dua nama lainnya, yakni Emil Elestianto Dardak dan Syaifullah Yusuf, meraih kurang dari empat persen suara responden, yakni masing-masing 3,8 persen dan 1,8 persen.
Mengutip pemberitaan Kompas.id, Jumat (19/7/2024), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meraih elektabilitas 0,8 persen, dan mantan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar 0,4 persen.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas Pilkada Jatim: Elektabilitas Khofifah 26,8 Persen, Risma 13,6 Persen
Survei tersebut dilakukan pada 20-25 Juni 2024, dengan melibatkan 500 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur.
Margin of error survei lebih kurang 4,38 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.