JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian agama berharap 1 Ramadan 1445 H menjadi momentum bersatu pasca-Pemilu 2024.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Ramadan kali ini punya cerita tersendiri dikarenakan berjalan masih di tahapan Pemilu 2024.
Menag Yaqut berharap momen bulan penuh rahmat ini bisa dijadikan langkah penting untuk introspeksi diri, memperbanyak ibadah, dan kembali bergandengan tangan setelah kontestasi politik.
"Perjuangan politik telah usai, sekarang mari berjuang meraih fitri," ujar Yaqut saat jumpa pers sidang isbat di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2024).
Menag juga mengimbau masyarakat agar tidak mempertajam perbedaan yang terjadi. Termasuk di antaranya perbedaan menentukan awal Ramadan.
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Mandi Sebelum Puasa Ramadan untuk Laki-laki dan Perempuan, Apakah Wajib?
"Jika ada perbedaan itu biasa saja, termasuk beda menentukan awal Ramadan. Mari saling menghormati, mari kita saling cari titik temu. Yang sama tidak dibedakan, yang beda tidak usah dipersamakan," ujar Yaqut.
Senada dengan Menag Yaqut, Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi yang turut hadir dalam sidang isbat menyampaikan Ramadan adalah momentum penting menjaga persatuan.
Hal ini diawali dengan momentum sidang isbat. Menurutnya sidang Isbat momen penting dalam memperhatikan perbedaan dengan tetap menjaga persatuan.
"Kami menghormati semua pandangan. Kami berharap Sidang Isbat mencapai kesepakatan harmonis dan memberi kepastian umat Islam memulai ibadah puasa," ujar Ashabul.
Sidang Isbat 1 Ramadan 1445 H ini digelar secara luring dan dihadiri perwakilan ormas Islam, perwakilan Duta Besar negara sahabat, Tim Hisab Rukyat Kemenag, serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.
Baca Juga: Menag Yaqut Ajak Masyarakat Saling Hormati soal Beda Awal Puasa
Hasil sidang Isbat awal Ramadan 1445 H, pemerintah menetapkan awal Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.