JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia, Adi Prayitno berpendapat, pemberian penghargaan berupa Jenderal Kehormatan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto merupakan apresiasi atas dedikasi Prabowo di sektor pertahanan.
Pernyataan Adi Prayitno tersebut disampaikan dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (29/2/2024).
“Saya kira dua hal, pertama, sepertinya ini adalah bentuk apresiasi dari Jokowi kepada Prabowo yang dinilai memiliki dedikasi, kontribusi yang luar biasa terkait dengan pertahanan dan keamanan di negara ini,” kata dia.
Hal itu, kata Adi, tentu terlepas dari polemik-polemik yang menjadi latar belakang Prabowo Subianto beberapa waktu yang silam, yang dinilai diberhentikan dari kesatuannya karena melakukan sesuatu yang salah.
Baca Juga: Koalisi Prabowo-Gibran Kuat Diprediksi Gandeng Parpol di Koalisi Lawan, Siapa Koalisi Siapa Oposisi?
“Jadi, bagi Pak Jokowi, bahwa persoalan masa lalu Pak Prabowo itu “bisa diampuni’ dengan pemberian tanda kehormatan yang itu ditunjukkan oleh Prabowo dengan dedikasi dan kerjanya yang cukup luar biasa, dinilai punya kontribusi penting bagi pertahanan dan keamanan,” katanya.
“Kedua, tentu saja ini adalah sebagai upaya pesan politik, bahwa Pak Jokowi adalah orang yang dalam banyak hal bisa menutupi luka dan cerita-cerita masa lalu yang terkait dengan Pak Prabowo Subianto,” bebernya.
Cerita-cerita masa lalu itu, lanjut Adi, di antaranya terkait dengan pemecatannya, terkait dengan isu-isu HAM.
“Bahwa itu semua tidak benar, semua itu tidak valid. Dan di tangan Pak Jokowilah Pak Prabowo derajat, harkat, dan statusnya sebagai tentara itu dipulihkan,” tuturnya.
Saat ditanya apakah Jokowi kemudian dianggap berjasa untuk Prabowo, Adi dengan tegas menyatakan bahwa hal itu tidak bisa dibantah oleh apa pun.
“Saya kira dalam konteks itu tidak bisa dibantah oleh apa pun,” katanya.
“Oleh karena itu ya pesan politiknya bagi Pak Jokowi, Pak Prabowo itu tidak seperti yang ditudingkan orang, tidak seperti yang dituduhkan beberapa orang yang dinilai punya masa lalu, dinilai diberhentikan dari kesatuannya karena pelanggaran-pelanggaran, yang kita tahu selalu muncul dalam setiap pemilu,” beber Adi.
Baca Juga: Kesan AHY Ketika Dampingi Presiden Jokowi Kunjungi Mal di Samarinda: Saya Salut Betul!
Pesan politik yang paling nyata dalam hal ini, lanjut Adi, adalah Jokowi ingin dinilai sebagai satu-satunya pihak yang punya jasa terkait pemulihan nama baik Prabowo.
“Jadi ini sepertinya pesan politik yang paling nyata. Artinya apa? Pak Jokowi ingin dinilai sebagai sosok satu-satunya orang yang punya kontribusi dan punya jasa terkait dengan nama baik Pak Prabowo Subianto yang kembali dipulihkan,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.