JAKARTA, KOMPAS.TV – Perubahan akan membuat Indonesia jalan di tempat karena bonus demografi hanya akan terjadi sampai tahun 2030-an. Dan jika itu terlewati, maka kita tidak akan menjadi negara dengan income atau pendapatan tinggi atau high income country.
Penjelasan itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam program ROSI, Kompas TV, yang ditayangkan Sabtu (10/2/2024).
Awalnya, Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi selaku host ROSI menanyakan tentang Luhut yang mulai berbicara politik setelah perawatan di Singapura.
“Saya di Singapura itu hampir dua bulan, lah, dan sekarang saya pikir sudah back to normal, tapi saya harus jaga terus (kesehatan) ini,” kata Luhut.
Baca Juga: Kritik Pemilu 2024, Jaringan Gusdurian Indonesia Tuntut Pesta Demokrasi Tanpa Intervensi!
Dirinya, kata Luhut, merasa terpanggil karena Indonesia membutuhkan keberlanjutan, sementara ada yang menggaungkan perubahan.
“Apa yang terjadi sebenarnya saya hanya panggilan saja. Saya lihat bahwa perlu keberlanjutan. Trigger (pemicu, red) saya sebenarnya karena bilang 'perubahan'.”
“Ini kalau 'perubahan', kita jalan di tempat lagi, gitu. Ingat lho, bonus demografi yang saya berkali-kali sampaikan, itu hanya sampai (tahun) 2030-an,” tegasnya.
Baca Juga: Sayap Kanan Indonesia Bersatu Gelar Doa Bersama untuk Pemilu Tenang, Aman dan Damai
Jika bonus demografi tersebut terlewati dan tidak dimanfaatkan, maka ia yakin, pada tahun 2030, Indonesia masih berada pada kategori negara berpenghasilan menengah.
“Jadi kalau itu sampai terlewati, tidak kita capitalize (kapitalisasi, red) dari sekarang ini, kita tidak akan bisa jadi high income country (negara dengan pendapatan tinggi, red), atau keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah, red) pada tahun 2030-an itu.”
Dalam kesempatan itu, Luhut juga menjawab pertanyaan tentang apakah dukungannya pada pasangan Prabowo-Gibran karena ia tidak mau kalah seusai Ahok menyatakan dukungan untuk pasangan Ganjar-Mahfud.
“Sebenernya nggak juga. Nggak juga soal dukung-mendukung. Tapi saya katakan tadi, kecintaan saya pada negara ini, karena saya kan di dalam, saya tahu betapa susahnya untuk membuat satu program yang bisa jalan.”
“Kalau bikin program di awang-awang sih gampang, tapi apakah ini bisa di-execute, itu memerlukan suatu persiapan yang cukup,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.