JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memerintahkan sejumlah kader partainya yang masih menjadi menteri untuk tetap berada di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, kata dia, pergantian sosok menteri tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Terlebih, masa jabatan Presiden Jokowi tinggal beberapa bulan saja.
"Seumpama ini kita duduk kan ada kursi ada meja, kan saya mikir mau mengangkat kursikah atau tetap ada supaya kamu bisa duduk di kursi, kalau tidak ada kursi kan berdiri, sebagai umpamanya," kata Megawati dalam wawancara eksklusif di Program ROSI, Kompas TV, Kamis (8/2/2024).
Seperti diketahui, dalam Pilpres 2019, Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatannya yang kedua. Kala itu, Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan 2019 hingga Oktober 2024 mendatang. Sehingga, masa jabatan Jokowi tahun ini terbilang tinggal delapan bulan.
"Jadi saya bilang ke para menteri, (untuk) stay (tetap tinggal). Why? (Kenapa?) Karena kalau ada orang yang mau dimasukkan ini kan pasti berebut, tapi kalau hanya (tinggal) delapan bulan, apa yang mau dikerjakan? Coba dipikirin. Kalau orangnya the best, mumpuni, mengerti yang akan dijadikannya, belum tentu orang tersebut mau," sambungnya.
Megawati pun mengaku tidak bisa membayangkan jika menarik semua menteri PDI-P dari kabinet Jokowi.
"Saya melihat, ini hanya (tinggal) delapan bulan. Kalau semuanya dikeluarkan padahal banyak yang bagus, terus digantikan oleh seseorang yang keinginannya hanya menjadi menteri tetapi sisi pengetahuan politik, pengetahuan saintifik dia ternyata tidak sesuai, saya enggak bisa bayangkan," jelasnya.
Baca Juga: Cerita Megawati Diajak Slank Joget Orkes Sakit Hati: Saya Kaget, Saya Pikir Ngajak Mbak Atiqoh
Itulah menurutnya nilai yang harus dilihat oleh para pemimpin, bukan untuk kepentingan pragmatis.
"Jadi kalau situ suruh, udah dong semuanya lepasin saja, terus bagaimana dong (bangsa ini)? Emangnya presiden bisa jalan sendiri? Itulah makanya dibikin kabinet," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menyebut sejumlah menteri berencana mundur dari kabinet Jokowi. Di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Menurut penjelasan Faisal Basri, para menteri tersebut mulai tidak nyaman dengan Presiden Jokowi yang kebijakannya dinilai merugikan rakyat dan diduga berpihak di Pilpres 2024 mendukung capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani sendiri tidak membantah tegas rumor yang diungkap Faisal Basri. Ia hanya menjawab singkat dirinya masih terus bekerja.
“Saya bekerja, saya bekerja, oke makasih,” ucap Sri Mulyani pada Jumat (19/1/2024) di Istana Negara Jakarta.
Baca Juga: Menlu Retno soal Isu Mundur dari Kabinet: Dengan Intensitas Saya Kerja Seperti Ini, Percaya Enggak?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.