JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengaku sempat dilarang untuk mengundurkan diri dari Komisaris Utama PT Pertamina.
Adalah Ketua Umum PDI Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri orang yang disebut Ahok sempat melarangnya mundur.
Ahok menjelaskan pada saat bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, dirinya menyampaikan keingannya sekaligus meminta izin untuk ikut kampanye memenangkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Namun demikian, Ahok terganjal dengan aturan bahwa yang tidak memperbolehkannya ikut kampanye jika masih memiliki jabatan di PT Pertamina.
"Kita fight Bu, walaupun secara teori kita tidak berkuasa ya. Lalu Ibu (Megawati) bilang gini 'jangan, Pak Ahok ditugaskan jaga Pertamina'," kata Ahok dalam acara Deklarasi Relawan Ahokers di Jakarta Pusat, pada Minggu (4/2/2024).
Ahok lantas mencermati upayanya untuk menjaga keuangan perusahaan minyak negara tersebut. Setelah memastikan sistem pengawasan perusahaan itu aman, barulah ia mengundurkan diri.
Adapun menjaga keuangan PT Pertamina yang dimaksud Ahok yakni dengan memangkas anggaran pengadaan barang dan jasa minimal 50 persen pada tahun ini. Hal itu baru bisa diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Namun demikian, ternyata RUPS ditunda sehingga kemunduran dirinya baru terlaksana beberapa waktu terakhir.
"Tahun ini saya minta direksi minimal 50 persen harus dipotong semua anggaran pengadaan barang,” ujar Ahok dikutip dari Kompas.com.
“Lalu mereka tawar menawar 45-46 (persen) deh, kenapa? Takut enggak nyampai 50 (persen) potong bonus, termasuk bonus saya dipotong.”
Ahok mengeklaim, selama empat tahun menjabat Komisaris Utama PT Pertamina pihaknya berhasil melakukan optimalisasi anggaran.
Itu di antaranya dengan melakukan penghematan, menghindari kerugian, dan meningkatkan pendapatan.
"Termasuk menghindari kerugian, itu sudah Rp 4,5 miliar dolar (Amerika Serikat), dan Pertamina dalam sejarahnya ketika harga minyak begitu mahal, tidak pernah mengalami keuntungan terbesar dalam sejarah pertamina tahun 2022 itu Rp 3,6 atau Rp 3,7 miliar dolar," tutur Ahok.
Lebih lanjut, Ahok mengaku sempat dibilang bodoh karena memutuskan mengikuti Megawati pada Pilpres 2024, bukan Joko Widodo atau Jokowi selaku presiden yang berkuasa.
Selain itu, lanjut Ahok, anak-anaknya juga masih kecil sehingga membutuhkan banyak biaya. Di sisi lain, ia juga bisa mendapatkan bonus yang besar dari keuntungan yang berhasil dicapai PT Pertamina.
Namun, ia tetap memutuskan mundur dan membantu kampanye Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Saya harus keluar karena satu-satu, saya tidak mau keluar, saya egois, saya tidak mau perjuangkan Ganjar dan Mahfud," tutur Ahok.
"Ini memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Makanya saya harus keluar untuk melakukan perjuangkan ini. Itu sih sebetulnya.”
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.