JAKARTA, KOMPAS.TV - Nahdlatul Ulama (NU) mulai menggelorakan kembali semangat Resolusi Jihad di sepanjang Oktober 2023 ini.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka bersiap menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2023.
"Resoluasi Jihad itu harus didudukkan kembali pada posisinya. Sebagai apa? Sebagai cikal bakal lahirnya perang rakyat di Surabaya hingga kita kenal sebagai Hari Pahlawan pada tanggal 10 November," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, Habib Umarsyah, Minggu (1/10/2023).
Menurut penjelasannya, PCNU Surabaya akan memanfaatkan media digital sebagai alat dalam menghadirkan suasana Resolusi Jihad.
Adapun salah satunya yakni dengan melaunching Podcast NU Surabaya. Launching digelar bersama dengan agenda ngaji kebangsaan sebagai rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Kantor PCNU, Surabaya.
"Podcast menjadi sarana penyebar informasi yang sangat efektif karena bisa menjangkau di semua lini," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, menjelang peringatan Hari Santri Nasional 2023 ini dialog-dialog kebangsaan akan terus digelar PCNU Surabaya, termasuk melalui podcast tersebut.
Baca Juga: Gus-Gus Sepulau Jawa Berikrar Abdikan Diri untuk Berdayakan Nahdlatul Ulama
"Salah satunya dengan memanfaatkan media digital semacam podcast dan lain sebagainya," ujar pria yang ditunjuk PBNU menjadi Panglima Santri 2023 ini.
Hal tersebut dilakukan karena menurutnya, masyarakat harus diberi pemahaman terus menerus mengenai konsep kebangsaan yang digaungkan NU.
Melalui kesempatan yang sama, KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin yang menjadi narasumber pada Podcast perdana ini, menekankan semangat jihad harus terus digelorakan di berbagai aspek.
"Kedepan Resolusi Jihad harus bertransfornasi ke dalam setiap aspek kehidupan" katanya.
Sebab, jihad kedepan sudah tidak lagi melawan penjajah Belanda ataupun Jepang, namun jihad terberat adalah melawan hawa nafsu.
Semangat jihad ini, lanjut dia, harus ditanamkan kepada generasi penerus guna menyongsong Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
Pada masa itu, masyarakat sangat butuh penguatan mental dan spiritual agar nilai-nilai kebersamaan tetap terjaga dan tidak mudah dipecah belah.
Baca Juga: Ingatkan Agar Jaga Jarak dengan Partai Politik, Rais Aam PBNU: Sepertinya Ada yang Pura-pura Lupa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.