Kompas TV nasional politik

Sebut Lebaran Panggung Teater, Pengamat: Masyarakat Senang Tonton Elite Politik, seperti Sinetron

Kompas.tv - 27 April 2023, 07:00 WIB
sebut-lebaran-panggung-teater-pengamat-masyarakat-senang-tonton-elite-politik-seperti-sinetron
Pengamat politik Islam Fachry Ali di Satu Meja The Forum, Rabu (26/4/2023),menyebut Lebaran sebagai panggung teater, dan masyarakat senang menonton para elit politik sebagai hiburan di layar kaca.(Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik Islam Fachry Ali menyebut Lebaran sebagai panggung teater para politisi, dan masyarakat senang menonton para elite politik sebagai hiburan di layar kaca.

Hal itu disampaikan Fachry dalam dialog Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (26/4/2023), dengan tema Lebaran Asyik tanpa Politik.

Menurut Fachry, dalam realitasnya, Lebaran menjadi panggung teater, dan politisi selalu mencuri panggung.

“Jadi, kalau politisi kan selalu mencuri panggung, panggung depan. Bisa juga panggung belakang, tapi kemudian majunya ke depan juga,” tuturnya.

Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Dukungan PPP ke Ganjar Pranowo Bukti Koalisi Indonesia Bersatu Rawan Goyah

Lebaran, kata dia, sudah pasti merupakan teater, di mana seluruh masyarakat muncul dengan tipe yang bermacam-macam

“Ada yang apa adanya, bisa juga yang mengada-ada, bisa segala macam, tetapi mereka semua tampil.”

“Nah, itulah yang saya maksudkan sebagai panggung, karena perhatian publik semuanya tertuju kepada Lebaran, dan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siapa pun, apalagi oleh para politisi,” urainya.

Jika para politisi tidak memanfaatkan panggung teater tersebut, menurut Fachry, itu merupakan hal yang patut disayangkan.

Dalam dialog itu, Fachry juga mengeklaim bahwa masyarakat senang melihat panggung itu.

“Itu mereka senang melihat itu, ya. Jadi mereka seperti melihat sinetron juga, jadi belum tentu ikut. Tapi mereka bisa mengidentifikasi orang, si A, si B, lepas dari konteks ideologisnya,” paparnya.

“Jadi ketika Lebaran itu, yang salah adalah pers, karena menyorot mereka melalui TV. Dia (politisi) mau ke mana coba, sebagian besar kan pulang ke kampung,” tambahnya.

Padahal, lanjut Fachry, panggung yang ada di kampung sangat terbatas. Namun, media, khususnya televisi, kemudian memberikan panggung pada mereka.

Baca Juga: Pengamat Politik: 2024 Bukan Hanya Kompetisi Antarcapres tapi King Maker juga, Termasuk Jokowi

“Itu kan di kampung itu panggung kan terbatas sekali. TV-lah yang kemudian memberikan panggung buat mereka, untuk ditonton.”

“Jadi, tanpa kemunculan elite-elite itu, mereka (masyarakat) sakit perut karena tidak ada hiburan,” tuturnya.


 

 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x