JAKARTA, KOMPAS.TV – Budayawan Eros Djarot berpendapat, sejak zaman Orde Baru hingga kini, banyak yang tidak paham substansi bulan suci Ramadan.
Penilaian Eros tersebut disampaikan saat menjadi narasumber dalam dialog Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (26/4/2023) dengan tema ‘Lebaran Asyik tanpa Politik’.
Awalnya, Eros menyebut bahwa judul atau tema acara itu aneh.
“Dari judul temanya ini ya, kok Mas Budiman (pembawa acara Satu Meja The Forum) ngasih judul yang aneh, ‘Lebaran Asyik tanpa Politik’. Harusnya kan bersama politik harus lebih asyik," tuturnya.
“Kenapa? Justru judul ini merefleksikan bahwa banyak politisi yang nggak bener, karena nggak bener kan ada kekhawatiran.”
Eros berpendapat, banyak hal yang dimaknai secara salah. Ia kemudian mengutip istilah dari Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI.
Baca Juga: Pengamat Politik: 2024 Bukan Hanya Kompetisi Antarcapres tapi King Maker juga, Termasuk Jokowi
“Banyak hal yang dimaknai secara salah, kalau istilahnya bapaknya beliau (Alissa Wahid) ini, salah paham, akhirnya jadi pahamnya salah.”
“Satu, pemaknaannya salah, yang kedua, selalu pemaknaannya menghilangkan substansi,” imbuhnya.
Menurutnya, substansi dari Ramadan hilang, dalam artian setelah berkonsentrasi beribadah selama satu bulan, puncaknya adalah Lebaran.
“Menurut saya, substansinya kok hilang. Artinya itu kita konsentrasi satu bulan ini, puncaknya yaitu, Lebaran.”
Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Dukungan PPP ke Ganjar Pranowo Bukti Koalisi Indonesia Bersatu Rawan Goyah
Padahal, kata Eros, substansi Ramadan seharusnya setelah itu, sekaligus menjadi pembuktian apakah kita paham dengan bulan Ramadan yang telah dilewati.
“Sepanjang pengetahuan saya, sejak Orde Baru sampai sekarang itu hampir sama, nggak dipahami. Jadi nggak dipahami, substansinya kan, satu, empati terhadap orang yang miskin.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.