JAKARTA, KOMPAS.TV – Cakupan vaksinasi dosis penguat alias booster warga lansia masih rendah. Hal ini disebabkan pemahaman yang minim tentang vaksinasi serta rasa bosan dan lelah karena terkurung selama pandemi.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Siti Setiati. Selain itu, rendahnya cakupan vaksinasi penguat bagi warga lansia bisa juga karena kekhawatiran efek pascavaksinasi.
Masih ada kekhawatiran warga lansia bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan demam, lemas, atau tidak enak badan.
“Masalah utamanya terletak pada minimnya pemahaman dan misinformasi. Hal ini dapat diantisipasi dengan menggalakkan penyebaran informasi melalui berbagai kanal media,” ujarnya, dikutip dari Kompas.id, Rabu (25/1/2023).
Langkah lain yang dapat ditempuh ialah mendatangi warga lansia secara langsung. Upaya jemput bola ini dapat melibatkan lembaga pemerintah dan non-pemerintah, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“Semangat yang dibawa harus semangat kolaborasi agar seluruh warga lansia dapat terlindungi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, upaya menjemput bola atau mendatangi warga lansia secara langsung tergantung pada kebijakan daerah masing-masing.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan peran kader kesehatan atau kader desa. “(Imbauan ke daerah berupa) Target vaksinasi warga lansia baik dosis lengkap maupun dosis penguat minimal 70 persen,” ujarnya, Rabu (25/1/2023), dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Alasan Vaksin Booster Kedua Tetap Penting Meski Kasus Covid-19 Melandai
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom menuturkan, pihaknya akan mendatangi setiap warga lansia setempat secara door-to-door untuk mencapai target. Hal ini karena capaian vaksinasi warga lansia di Bali masih rendah.
Selain itu, kedatangan wisatawan mancanegara yang semakin meningkat membuat perlindungan pada warga lansia semakin krusial.
”Warga lansia di Bali cenderung sudah merasa aman karena Covid-19 melandai. Hal ini membuat minat mereka untuk divaksin semakin menurun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebutkan, belum ada upaya mendatangi langsung warga lansia untuk vaksinasi.
Namun, pihaknya berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di tingkat RT, RW, kader, dan pemuka agama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
”Memang masih jauh dari target yang ditetapkan. Oleh karena itu, kami mengimbau pimpinan perusahaan untuk mendorong karyawan dan keluarga, khususnya warga lansia, agar segera vaksinasi Covid-19 dosis lengkap maupun dosis penguat,” tuturnya.
Merujuk data Kementerian Kesehatan hari ini, jumlah warga lansia yang menerima vaksin Covid-19 dosis penguat pertama baru 7,24 juta orang (33,62 persen) atau bertambah 0,01 persen dari kemarin.
Sedangkan dosis penguat kedua bagi warga lansia baru menyasar 415.282 orang (1,93 persen) atau meningkat 0,02 persen dari kemarin.
Jumlah ini masih sangat jauh di bawah target minimal yang harus dicapai, yakni 70 persen dari total 21,55 juta warga lansia.
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.