Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 265
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 265
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi Ketua DPR RI Puan Maharani yang melakukan tandur atau menanam padi bersama masyarakat viral di media sosial, karena cara Puan menanam terbilang tak lazim bagi masyarakat tradisional.
Salah satu dari video viral itu dibagikan oleh akun Twitter @tijabar pada Kamis (29/9/2022).
"Hanya di era Puan, petani bisa maju," ungkap akun tersebut.
Kejadian yang dibagikan dalam video tampaknya berlangsung saat Puan mengunjungi Desa Adat Sedang, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.
Dari pemandangan sawah, pakaian, hingga topi yang dikenakan para petani, semuanya identik dengan unggahan foto di akun media sosial anak Ketua Umum PDI Perjuangan itu, Rabu (28/9).
Menyikapi cara tandur padi yang tak biasa bagi rakyat kecil, sejumlah netizen menyindirnya melalui fitur komentar.
Baca Juga: Puan Berencana Temui AHY, Demokrat: Kami Sangat Terbuka
Terlepas dari itu, cara tanam padi dengan metode tradisional memang dilakukan dengan berjalan mundur.
"Istilah tandur merupakan akronim dari tanem karo mundur. Petani menanam padi dengan gerakan mundur. Jadi, penanaman dimulai dari bidang tanam depan, lalu mundur."
Kutipan di atas ditulis Tri Wahyuni dalam riset berjudul Makna Kultural pada Istilah Bidang Pertanian Padi Di Desa Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Penelitian itu diterbitkan melalui jurnal Jalabahasa volume 13, Nomor 1 tahun 2017, salah satu jurnal milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Masih dari sumber yang sama, dijelaskan filosofi menanam padi dengan berjalan mundur, dianggap sebagai simbol penghormatan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi.
"Dengan berjalan mundur, para petani tidak merasa membelakangi sang Dewi. Selain itu, tandur juga dapat dimaknai sebagai penghormatan, sekaligus pengawasan pemimpin yang terjun di masyarakat luas terhadap rakyatnya," tulis Tri Wahyuni.
"Pemimpin menanam kebajikan bagi rakyatnya, dan tidak membelakangi rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin diharapkan peduli dan tidak abai pada rakyatnya," imbuh Tri Wahyuni.
Baca Juga: Penjelasan PDIP Soal Video Viral Puan Maharani Cemberut saat Bagikan Kaos ke Warga
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.