Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Rupiah jatuh dan kian terpuruk tepat saat Asian Games berakhir dengan kebahagiaan dan prestasi gemilang. Level rupiah di awal September 2018 menyentuh 14.800 per dollar Amerika Serikat. Ada yang khawatir dan mengaitkannya dengan krisis tahun 1998. Memang rupiah saat ini mendekati masa kelam Indonesia 2 dekade silam. Saat itu Indonesia akhirnya menerima pertolongan dana moneter internasional alias IMF.
20 tahun lalu keterpurukan rupiah memang berasal dari Asia dan Indonesia sendiri yang sedang menjalankan reformasi pemerintahan. Sedangkan saat ini episentrum rupiah di-dominasi faktor eksternal. Mulai suku bunga The Fed, perang dagang dan krisis Argentina, Venezuela serta Turki.
Gejolak global membuat cadangan devisa di Bank Indonesia terkuras bebas. Dari 131 miliar di awal tahun tersisa 118,3 miliar di Juli lalu. Kebijakan jangka pendek yang lebih tajam mulai mendesak. Rupiah tak punya waktu hanya untuk sekadar bertahan. Mengutip istilah ekonom Universitas Atma Jaya kebijakan fiskal dan moneter harus senafas dengan olah raga yaitu lebih cepat lebih tinggi dan lebih kuat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.