Kompas TV nasional peristiwa

Gunung Anak Krakatau Siaga, Warga Diminta Tak Lakukan Aktivitas dalam Radius 5 Km

Kompas.tv - 25 April 2022, 16:48 WIB
gunung-anak-krakatau-siaga-warga-diminta-tak-lakukan-aktivitas-dalam-radius-5-km
Lontaran lava pijar Gunung Anak Krakatau (Sumber: Tangkapan Layar YT Indonesia Volcano Monitoring)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Warga diminta tidak mendekat dan melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif usai status Gunung Anak Krakatau naik menjadi level 3 atau siaga sejak Minggu (24/4) kemarin pukul 18.00 WIB.

"Rekomendasi yang disampaikan adalah tidak dibolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km dari kawah aktif," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Hendra Gunawan dalam konferensi pers secara daring, Senin (25/4/2022).

Tak hanya itu, ia juga meminta warga yang tinggal di wilayah yang berjarak lebih dari radius 5 km dari kawah aktif, untuk tetap tenang dengan terus memantau informasi terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui kanal-kanal resmi, seperti laman dan aplikasi magma Indonesia serta portal PVMBG.

"Jadi masyarakat yang tinggal di luar radius 5 kilometer agar tetap tenang, tidak panik dan selalu update informasi kebencanaan ini dari info resmi dari aplikasi Magma Indonesia maupun dari portal PVMBG," ujarnya.

Baca Juga: Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga Level 3, Ada Peningkatan Nyata hingga Peringatan Warga

Demi mengantisipasi bahaya yang timbul atas kenaikan status Gunung Anak Krakatau, Hendra mengatakan, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Provinsi Banten dan Lampung.

Koordinasi juga dilakukan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi dampak kebencanaan dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Salah satu yang diantisipasi adalah bahaya sekunder berupa potensi longsor dari tubuh gunung.

"Masyarakat diminta tetap tenang karena Badan Geologi sudah berkoordinasi dengan K/L terkait jika ada satu eskalasi ke depan," tutur Hendra.

Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan evaluasi terhadap potensi bahaya yang akan timbul akibat erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Kita akan melakukan evaluasi tubuh Gunung Anak Krakatau ini terutama terkait bahaya sekunder tersebut dengan menggabungkan pengamatan baik secara gunung api maupun gerakan tanah," imbuhnya.

Naiknya status aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda ini disebabkan karena terjadi erupsi terus-menerus. Terbaru, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Minggu petang.

Gunung Anak Krakatau yang terletak di kawasan Selat Sunda sudah pernah mengalami letusan pada 1863. Letusan itu kemudian hilang dan muncul lagi pada 1927, lalu terjadi letusan-letusan dan longsoran dan menimbulkan tsunami pada 2018.

Pada pengamatan visual dan instrumen, sudah menunjukkan bahwa terjadi kenaikan aktivitas yang signifikan.

Atas kejadian tersebut, Badan Geologi kemudian menaikan status Gunung Anak Krakatau yang semula level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga, terhitung sejak Minggu, 24 April 2022 pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Aktivitas Meningkat, Erupsi Gunung Anak Krakatau Mengeluarkan Abu Vulkanik dan Lava Pijar



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: