Kompas TV nasional peristiwa

Depok Disebut Kota Paling Intoleran, Wakil Walikota Pertanyakan Survei Setara Institute

Kompas.tv - 5 April 2022, 13:13 WIB
depok-disebut-kota-paling-intoleran-wakil-walikota-pertanyakan-survei-setara-institute
Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS. TV  - Baru-baru ini Setara Institute mengeluarkan survei yang menyebut Kota Depok , Jawa Barat, sebagai kota yang paling tinggi tingkat intoleransinya di Indonesia.

Menanggapi hasil survei ini Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono menyebut lembaga manapun boleh memberikan penilaian mengenai pemerintah Kota Depok, namun harus berdasarkan data yang valid.

Imam kemudian membandingkan hasil survei Setara Institute tersebut dengan skor kerukunan umat beragama yang pernah dikeluarkan pemerintah.

Baca Juga: Daftar Kota Paling Toleran dan Tidak Toleran di Indonesia Versi Setara Institute

Ia mengeklaim, Kota Depok mendapat skor 72,7 persen untuk wilayah dengan kerukunan umat beragama

 "Pemerintah sudah mengeluarkan indikator kerukunan umat beragama, dan Depok bagian dari Jawa Barat wilayahnya cukup tinggi, 72,7 persen, artinya cukup baik," ujar Imam di Balai Kota Depok, Senin (4/4/2022) sebagaimana dikutip Kompas.com.  

Imam mensinyalir Setara Institute hanya menggunakan data sekunder yang diperole secara sepiak.

“Mereka (Setara Institute) menggunakan data sekunder, sepertinya tidak data primer.

Baca Juga: Riset Setara Institute: Depok Kota Paling Intoleran di Indonesia Tahun 2021

Imam menegaskan selama dirinya menjabat sebagai Wakil Walikota Depok, belum pernah ada sama sekali persoalan mengenai intoleransi umat beragama.

"Selama saya jadi menjabat Wakil Wali Kota, enggak ada persoalan-persoalan terkait intoleran yang sampai ke kami,” ujarnya.

Adapun Imam terpilih sebagai sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Walikota Muhammad Idris dalam Pilkada 2020. Mereka dilantik sejak Februari 2021.

Menurutnya, jika terdapat persoalan terkait kerukunan umar Bergama maka  akan diselesaikan dengan musyawarah oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).  

"Saya rasa indeks (dari Setara Institute) tersebut tidak pas. Karena kalau yang pas yaitu dari indeks kerukunan beragama dari Kementerian Agama," kata Imam.

Baca Juga: SETARA Institute soal Penundaan Pemilu 2024: Kedaulatan di Tangan Rakyat, Bukan di Tangan Pengusaha

 Imam pun khawatir jika suatu lembaga yang bukan dari berasal pemerintah malah membuat indikator yang menyudutkan sebuah daerah ataupun kota.

 "Apalagi kalau hasil itu dipergunakan untuk mengadu domba ya, membuat gelisah bagi masyarakat Kota Depok, ada yang bilang, 'Aduh saya nyesal tinggal di Depok' kan jadi lucu," ujar Imam.

"Segala temuan yang ada itu bukan dijadikan alasan untuk mereka menjelek-jelekan sebuah kota, tapi bagaimana mencari jalan keluar terhadap persoalan itu," tambah dia.

 Di sisi lain, menurut Imam, keberadaan FKUB justru bertujuan guna memperkuat umat beragama di Kota Depok. "Itu tujuannya adalah dibuat agar kita membuat upaya-upaya penguatan forum umat beragama. Untuk menguatkan, bukan malah menjatuhkan daerah," ujar Imam.

Imam berharap jangan sampai survei yang dilakukan Setara Institute memecah belah umat beragama. "Jangan sampai indikator yang dibuat oleh lembaga yang memang bukan dibuat pemerintah dan malah menjadi masyarakat resah bahkan saling kecurigaan terhadap satu sama lain," pungkas dia.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x