JAKARTA, KOMPAS.TV - Festival Non Fungible Token (NFT) terbesar di Indonesia bakal digelar di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta pada 9 sampai 17 April 2022. Perhelatan bernama Indo NFT Festiverse ini akan melibatkan lebih dari 200 kreator yang mengadakan pameran melalui 80 layar tampil dan instalasi seni.
Indo NFT Festiverse diinisiasi oleh Art Pop Up yang berkolaborasi dengan Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta serta Sewon NFT Club. Rencananya, acara ini diadakan secara bauran atau perpaduan daring dan luring.
Menurut founder Art Pop Up, Intan Wibisono, Yogyakarta dipilih sebagai lokasi pertama diadakannya festival NFT terbesar di Indonesia karena potensi seni rupa digital maupun fisik yang sangat luas. Fokus dari Indo NFT Festiverse adalah mempertemukan dan mengapresiasi teknologi yang bersinggungan dengan dunia seni.
“Sehingga festival ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk bertemunya para kreator NFT, kolektor NFT, pegiat, komunitas, dan pelaku industri teknologi,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (2/4/2022).
Baca Juga: Dijual 30 Maret, Liverpool Rilis NFT Bernama LFC Heroes Club
Ia menyebutkan lebih dari 300 kreator NFT telah mengirimkan karyanya untuk berpartisipasi dalam Indo NFT Festiverse. Namun, proses verifikasi memilih sekitar 200 kreator.
Dalam festival ini juga akan ada 8 kolektor NFT akan turut memamerkan koleksi NFT-nya dan 8 kreator NFT juga akan melelang karyanya setiap hari yang dapat disaksikan melalui kanal Instagram DailySocial. Indo NFT Festiverse didukung oleh TokoMall dan GoPlay.
Ada pula talkshow bersama belasan para ahli dalam festival ini, seperti Indra Aziz, Matter Mos, Sudjud Dartanto, Rain Rosidi, Rudi Hermawan, Dettytoski, Deathless Ramz, Sewon NFT Club, Monday Art Club, DagoDAO. Talkshow akan diadakan setiap hari pada pukul 19.00 sampai 20.00 WIB melalui kanal YouTube DailySocial langsung dari Galeri RJ Katamsi.
Sementara, penasihat Indo NFT Festiverse Rain Rasidi mengungkapkan, NFT sebagai sebuah karya seni yang berbeda karena nilainya dibangun secara kolektif dan bukan individual. Oleh karena itu, kolaborasi dan komunitas menjadi salah satu nilai atau value utama dari NFT.
Baca Juga: 14.000 SMK dan Politeknik di Indonesia Akan Belajar soal Blockchain, NFT, serta Game Development!
“NFT bukanlah genre atau jenis seni rupa baru, namun arena baru yang bisa mengakomodasi berbagai macam bentuk seni dan beragam pelaku seni,” ucapnya.
Ia berpendapat suara bersama akan sangat penting untuk membangun nilai sebuah karya dalam NFT. Misal, beberapa orang sepakat untuk menyukai satu karya dengan membeli atau memberi dukungan melalui media sosial. Hal itu akan membentuk persepsi bersama soal nilai suatu karya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.